Ibu satu anak ini sampai kehabisan kata. Ironi di depan mata terasa terlalu menyakitkan. Baginya, tindakan seperti itu sama sekali tidak etis, mengingat situasi di lapangan yang masih mencekam dan kacau balau.
"Sampe ga bs berkata kata aku tuh kok bisa msh sempet pencitraan, gusti,"
tambahnya, menyiratkan keputusasaan.
Fenomena yang disorot Inul ini punya konteksnya. Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan video Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang menangis pilu. Saat itu, ia melaporkan ada kampung yang nyaris "hilang" tersapu air di Aceh Utara dan Bireuen.
Data di lapangan memang suram. Ribuan rumah terendam lumpur, akses jalan nasional lumpuh total. Rakyat sedang benar-benar berjuang. Di sisi lain, sorotan pada sikap dan tindakan para pejabat di lokasi bencana pun kian tajam. Seperti yang dirasakan Inul, ada kesenjangan yang terasa menyakitkan antara penderitaan korban dan aksi-aksi yang terlihat di permukaan.
Artikel Terkait
Mediasi Gagal, Nikita Mirzani dan Reza Gladys Siap Tempur di Pengadilan
Galang Dana Kilat Ferry Irwandi untuk Korban Banjir Sumatra Tembus Rp10 Miliar
For Revenge Gelar Perayaan Patah Hati Babak Baru di Desember
Gugatan Michelle Ritter: Kisah Kelam di Balik Kemilau Bisnis dengan Eric Schmidt