Di sisi lain, keluarga menggambarkan pelaku sebagai anak yang pendiam. Mereka mengaku tak menyangka dia bisa terlibat dalam insiden mengerikan itu.
Sementara itu, dari olah TKP, polisi menemukan bahwa bahan utama bom adalah potasium klorida. Bom itu dibungkus plastik dan dilengkapi paku—diduga untuk memperbesar dampak ledakan.
Tak cuma itu, perangkat tersebut menggunakan empat baterai dan alat pemicu ledakan. Namun, polisi tidak menemukan remote untuk mengaktifkannya.
Dansat Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto, sempat menjelaskan dalam jumpa pers, "Power yang digunakan oleh terduga itu empat buah baterai A4, inisiatornya adalah electric mass, kemudian ledakannya mengandung potasium klorida."
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat berlangsung. Peristiwa ini menelan korban hingga 96 orang.
Artikel Terkait
Kisah Krisjiana: Dulu Divonis Mandul, Kini Dikaruniai Anak Setelah Minta Doa ke 5 Pemuka Agama
Beby Prisillia Ungkap Kerinduan Mendalam untuk Onadio di Tengah Proses Rehabilitasi
One Battle After Another Kini Hadir di Layar Kaca, Diperkuat Tiga Jagoan Oscar
Sarwendah Cari Perlindungan Psikologis Pasca Didatangi Debt Collector