Ruang Aman yang Tercipta dari Benang, Percakapan, dan Solidaritas Perempuan Desa
Dari balik rumah-rumah sederhana di sebuah desa di Magelang, suaranya masih terdengar. Denting pelan alat tenun, berirama, seperti detak jantung suatu rutinitas yang bertahan. Di ruang kecil yang dipenuhi gulungan benang dan kayu, para perempuan duduk berdekatan. Tangan mereka sibuk, tapi mulut mereka tak berhenti bercerita. Aktivitas yang sepintas biasa ini, ternyata bukan cuma soal menghasilkan selembar kain.
Bagi mereka, menenun sudah jauh melampaui sekadar pekerjaan rumahan. Ini adalah ruang aman. Sebuah pelarian singkat yang berharga dari rutinitas domestik yang tak ada habisnya. Di sini, mereka bisa bernapas. Bercerita tentang apa saja keluarga, anak, atau sekadar keluh kesah hari ini dan merasa benar-benar didengarkan. Percakapan itu mengalir begitu saja, terselip di antara silangan benang-benang berwarna.
Wati, salah satu penenun, merasakan betul perbedaan itu.
“Kalau di sini rasanya lebih lega. Bisa ngobrol, ketawa, dan nggak ngerasa sendirian,” ujarnya.
Lebih dari Sekadar Kerajinan: Tenun yang Menenangkan
Yang mereka buat adalah Sarung Goyor Botol Terbang, dikerjakan sepenuhnya dengan cara tradisional. Prosesnya memang tidak instan; butuh waktu dan kesabaran ekstra. Setiap motif disusun perlahan-lahan, setiap warna dipilih dengan hati. Nah, justru gerakan berulang dan ritme alat tenun itulah yang memberi efek menenangkan.
Artikel Terkait
Pusing Cari Kado Natal untuk Pria? Ini 10 Ide yang Pasti Disukai
Anna Blanco Ukir Sejarah, Venezuela Pertama Raih Mahkota Miss Charm
Gelar Plastik Gratis di Kafe Seoul Segera Berakhir
6 Playground Baru di Jakarta dan Sekitarnya untuk Isi Liburan Anak