Memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-61, PT Darya-Varia Laboratoria bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menggelar sebuah seminar bertajuk “Menuju 50 Tahun Darya-Varia: Bangun Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”. Acara yang digelar di Cibis Park, Jakarta, pada akhir November 2025 itu diramaikan oleh jajaran manajemen perusahaan, perwakilan Kemenkes, hingga masyarakat umum.
Dita Novianti Sugandi Argadiredja, Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kemenkes, hadir sebagai pembicara kunci. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa Transformasi Layanan Primer adalah fondasi penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat.
“Pilar ini fokus pada penguatan upaya promotif–preventif, peningkatan screening kesehatan, serta kesiapan layanan primer di seluruh wilayah,” jelasnya.
Dita juga menyoroti peran strategis industri farmasi. Menurutnya, industri ini tak hanya menyediakan obat, tapi juga alat kesehatan yang bisa mempercepat deteksi dini penyakit di masyarakat.
“Dari acara ini, kita dapat memanfaatkan layanan cek kesehatan gratis yang tersedia. Saya harap Darya-Varia juga dapat melakukan medical check-up gratis secara berkala. Industri farmasi tidak hanya mencakup obat, tetapi juga alat kesehatan. Mudah-mudahan alat baru yang diperkenalkan dapat membantu deteksi dini kesehatan masyarakat. Saya berharap Darya-Varia terus mendukung pemerintah dalam transformasi kesehatan di Indonesia mewujudkan Indonesia emas 2045,” ujarnya.
Di sisi lain, Presiden Direktur Darya-Varia, dr. Ian Kloer, menyatakan bahwa peringatan HKN adalah momentum tepat untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan kesehatan.
“Kami mengharapkan lewat acara ini dapat menciptakan sebuah gerakan masyarakat untuk mencapai pola hidup sehat,” kata Ian Kloer.
Pernyataan itu bukannya tanpa alasan. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, tantangan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes masih perlu diwaspadai. Memang ada penurunan prevalensi hipertensi dibanding data Riskesdas 2018. Namun begitu, yang mengkhawatirkan adalah masih banyak orang yang tak menyadari kondisinya.
Sekitar 8% orang berusia 18-59 tahun tidak tahu dirinya mengidap diabetes. Angka untuk hipertensi bahkan mencapai 20%. Pada kelompok lansia di atas 60 tahun, ketidaktahuan ini lebih tinggi lagi: 18% untuk diabetes dan 34% untuk hipertensi. Sekitar 30% responden dari kedua kelompok usia itu bahkan tidak mengetahui tipe diabetes yang mereka idap.
Melihat fakta itu, deteksi dini menjadi kunci. Hipertensi dan diabetes bisa memicu disabilitas, kematian, dan tentu saja, membebani ekonomi. Penanganan sedini mungkin mutlak diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Artikel Terkait
Waspada Demam Anak di Musim Pancaroba, Ini Langkah Awal yang Bisa Dilakukan di Rumah
Ngidam Sate Saat Hamil? Dokter Bolehkan, Asal Perhatikan Satu Hal Ini
Dari Gunungan Sampah, Aan Andasari Merajut Mimpi dan Rupiah
Padel Queen Clash Sukses Geliatkan Semangat Atlet Perempuan Pemula