IDAI Serukan Aksi Nyata untuk Hak Kesehatan Anak di Hari Anak Sedunia

- Kamis, 20 November 2025 | 19:00 WIB
IDAI Serukan Aksi Nyata untuk Hak Kesehatan Anak di Hari Anak Sedunia

Tanggal 20 November selalu diperingati sebagai Hari Anak Sedunia. Nah, tahun ini, WHO dan UNICEF mengusung tema yang cukup menarik: “My Day, My Rights”. Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI pun tak mau ketinggalan. Mereka menegaskan komitmen untuk berada di garda terdepan memastikan hak kesehatan anak benar-benar terpenuhi.

Menurut Ketua Pengurus Pusat IDAI, DR dr Piprim Basarah Yanuarso, hak anak atas kesehatan—seperti tercantum dalam Konvensi Hak-Hak Anak PBB—bukan cuma soal bebas dari penyakit. Lebih dari itu, ini mencakup hak tumbuh kembang optimal, akses layanan kesehatan berkualitas, gizi yang cukup, lingkungan bersih dan aman, serta hak untuk didengar. “Anak yang sehat itu fondasi SDM unggul bangsa,” tegasnya.

Di sisi lain, IDAI melihat ada sinergi kuat antara tema global ini dengan butir-butir ASTA CITA Kabinet Merah Putih. Misalnya, soal peningkatan kualitas manusia Indonesia. Investasi terbesar justru dimulai sejak dini, lewat 1000 Hari Pertama Kehidupan, pemenuhan gizi seimbang, imunisasi lengkap, dan stimulasi tepat untuk perkembangan otak.

Selain itu, pemerataan pembangunan juga disorot. IDAI mendorong akses layanan kesehatan anak berkualitas sampai ke pelosok Indonesia, termasuk dengan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di daerah 3T.

Kemiskinan pun jadi perhatian serius. Soalnya, kemiskinan sering jadi akar masalah kesehatan anak—mulai dari stunting, gizi buruk, sampai sulitnya akses ke fasilitas kesehatan. Karena itu, bantuan sosial harus berjalan beriringan dengan intervensi kesehatan yang spesifik.

Tak ketinggalan, penguatan tata kelola pemerintahan. IDAI siap mendukung pemerintah menyusun regulasi yang pro-anak. Misalnya, aturan tentang makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak, perlindungan anak dari iklan rokok, serta penguatan sistem surveilans penyakit anak.

Meski begitu, tantangan kesehatan anak di Indonesia ternyata masih kompleks. Stunting dan masalah gizi, misalnya. Prevalensinya masih butuh penurunan yang lebih cepat. IDAI terus mengedukasi orang tua dan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi di 1000 HPK, ASI eksklusif, dan MPASI yang tepat.

Lalu ada soal cakupan imunisasi. Perlindungan optimal dari PD3I masih jadi target. IDAI aktif dalam Program Imunisasi Nasional dan berusaha meluruskan hoaks seputar vaksin. Tapi, di lapangan, distribusi vaksin dan obat di daerah terpencil masih sering terbentur minimnya upaya pemerintah daerah.

Isu kesehatan jiwa anak juga makin mengemuka. Tekanan di era digital, perundungan, dan dampak pandemi disebut turut meningkatkan masalah psikologis pada anak. IDAI mendorong integrasi layanan kesehatan jiwa di tingkat primer dan meningkatkan kemampuan dokter anak dalam deteksi dini.


Halaman:

Komentar