Fakta ini menjadikan aluminium sebagai salah satu logam paling dicari. Setiap unit kendaraan listrik membutuhkan sekitar 300 hingga 400 kilogram aluminium untuk struktur bodinya, menjadikan pasokan yang stabil sebagai kunci utama.
Kapasitas Produksi dan Hilirisasi INALUM
INALUM, sebagai produsen aluminium terbesar di Asia Tenggara, memiliki kapasitas produksi lebih dari 300.000 ton per tahun. Kekuatan ini ditopang oleh proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikerjakan bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Fasilitas SGAR mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun. Separuh dari produksinya akan diserap INALUM untuk peleburan aluminium, dan sisanya untuk ekspor. Sinergi ini memperkuat rantai industri dari hulu ke hilir, mulai dari cadangan bauksit ANTAM hingga menjadi produk aluminium bernilai tinggi.
Transisi dari Ekspor Bahan Mentah ke Produk Bernilai Tambah
Kebijakan hilirisasi yang dijalankan MIND ID mengubah orientasi Indonesia. Jika sebelumnya Indonesia mengekspor hingga 40 juta ton bauksit mentah per tahun, kini fokus beralih ke produksi alumina dan aluminium yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Kebijakan ini tidak hanya memperkuat industri dalam negeri tetapi juga memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci yang indispensable. Perusahaan otomotif global kini akan melihat Indonesia sebagai sumber pasokan alumina dan aluminium yang strategis untuk menjaga kelangsungan produksi mereka.
Artikel Terkait
Indonesia Siapkan Pertukaran Data Properti Lintas Negara, Targetkan 2029
Harga CPO Anjlok ke Level Terendah Sejak Juni, Ekspor Malaysia Merosot
Saham Kapal Melaju Kencang, BBRM dan LEAD Pacu Rally Sektor Maritim
Rupiah Tersungkur ke Rp16.750, Dihajar Dolar dan Kekhawatiran Fiskal