Valuasi Tinggi dan Aksi Ambil Untung
Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services, mengonfirmasi sentimen ini. Menurutnya, investor mulai lebih khawatir dengan valuasi saham yang tinggi, sementara pertumbuhan pendapatan perusahaan tidak sefantastis yang diharapkan. Kombinasi ini, ujarnya, adalah resep sempurna untuk aksi ambil untung.
Faktor Politik dan Data Ekonomi Turut Membebani
Ketidakpastian tambahan datang dari kebuntuan di Kongres AS yang memperpanjang ancaman shutdown pemerintah. Minimnya rilis data resmi pemerintah membuat pelaku pasar memusatkan perhatian pada laporan ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis kemudian.
Pasar juga mencermati setiap pernyataan pejabat Federal Reserve untuk mencari sinyal arah kebijakan moneter di tengah terbatasnya data ekonomi. Pemilihan lokal di beberapa negara bagian juga dipantau karena dapat memberikan indikasi arah politik domestik AS.
Pergerakan Saham Perusahaan Terkini
Pada level sektoral, teknologi menjadi penyumbang penurunan terbesar di S&P 500 dengan anjlok 2,3 persen. Di sisi lain, sektor keuangan justru mencetak penguatan terbatas.
Beberapa saham individu mencatatkan pergerakan signifikan. Palantir Technologies jatuh 8 persen meski proyeksi pendapatannya melampaui ekspektasi. Uber anjlok 5,1 persen setelah gagal mencetak laba kuartalan. Spotify dan Shopify juga melemah masing-masing 2,3 persen dan 6,9 persen pasca rilis laporan keuangan.
Di tengah tekanan pasar, Henry Schein justru melonjak 10,8 persen berkat kenaikan proyeksi laba tahunannya.
Artikel Terkait
Laba Bersih MDLA Tembus Rp 294 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 16,3%
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04% di Kuartal III 2025: Konsumsi Masyarakat Jadi Penggerak Utama
IHSG Bergerak Volatile Hari Ini: Dampak Bursa Asia Anjlok dan Prospek ke Depan
CBDK Cetak Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III 2025, Tumbuh 74%