"Kalau saya berubah jadi barang-barang dalam negeri saja, dengan peraturan yang pas ya, dia bisa dagang. Kita nanti pelan-pelan, industri hidup dan nanti lapangan kerja lebih hidup, dia juga mungkin bisa usaha yang lain dengan ada yang beli. Karena daya beli masyarakat kita bagus ketika banyak kerjaan di mana-mana," jelasnya.
Selain pakaian bekas, Purbaya menyatakan akan memperketat impor komoditas ilegal lainnya seperti baja dan sepatu. Tujuannya untuk melindungi pasar domestik dari dominasi produk asing ilegal.
"90 persen domestic demand kalau kita buka semua untuk barang-barang produksi asing tadi, yang ilegal, ya pasar kita dikuasai asing. Apalagi kita mau begitu? Nanti kita komplain lagi, enggak ada kerjaan, enggak ada ini, enggak ada itu," tegas Purbaya.
Purbaya juga akan bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang memprotes kebijakan ini, terutama yang diuntungkan dari impor ilegal.
"Sebagian pemain yang diuntungkan ribut. Saya sih gampang jawabnya. Gimana kalau ada yang protes? Ya udah, saya lihat. Siapa yang paling keras protesnya, itu saya tangkap duluan. Karena berarti dia dalang di belakangnya," pungkasnya.
Artikel Terkait
Program Makan Bergizi Gratis 2026: Rp 1 Triliun/Hari untuk 82,9 Juta Penerima
Diskon Nataru 2025: Tiket Pesawat, Kereta, & Pelni Dapat Potongan Harga
Lounge Eksklusif KDTN di Tol Trans Jawa: Fasilitas Baru Beroperasi 2026
Kinerja IRRA Kuartal III 2025: Laba Bersih Melonjak 122%, Raih Rp1 Triliun