Dari sisi fiskal, R&I memberikan apresiasi terhadap komitmen pemerintah dalam menjaga defisit anggaran. Sepanjang 2024, defisit tercatat sebesar 2.3% dari PDB, sementara untuk 2025 ditargetkan 2.78% untuk mengakomodasi pembiayaan program prioritas.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB diperkirakan akan bertahan di sekitar 40%, menandakan ruang fiskal yang sehat. Namun, R&I juga memberikan catatan penting mengenai perlunya memperluas basis penerimaan negara dan memperkuat reformasi struktural.
Keberadaan lembaga baru Danantara juga mendapat perhatian positif sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat pembiayaan pembangunan dan memperluas inklusi ekonomi.
Pemertahanan peringkat kredit BBB ini menjadi sinyal positif bagi investor internasional bahwa Indonesia konsisten menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal meski menghadapi ketidakpastian global. Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik dengan fundamental ekonomi yang kokoh.
Artikel Terkait
Purbaya: Daerah Wajib Siapkan Argumen Kuat untuk Revisi Pemotongan TKD
Telin dan CTL Jalin Kemitraan Strategis untuk Tingkatkan Konektivitas Digital Indonesia - Timor Leste
Menteri Keuangan Minta Maaf, Desak Pemda Percepat Belanja untuk Dongkrak Ekonomi
BEI dan S&P Dow Jones Indices Luncurkan 3 Indeks Baru untuk Investor Global