Keberadaan simpang susun ini akan mempermudah akses bagi kawasan industri dan permukiman dari Bogor Timur hingga Karawang, sekaligus memperlancar distribusi logistik di koridor timur Jawa Barat.
Skema Pembiayaan dan Investasi
Nilai investasi untuk membangun tol ini mencapai Rp 34,75 triliun. Proyek ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) jenis unsolicited atau prakarsa dari badan usaha. Kontraknya menggunakan skema Design Build Finance Operational Maintenance Transfer (DBFOMT), dengan pengembalian investasi melalui tarif tol (user charge). Pemerintah juga menyediakan jaminan proyek melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Progress dan Target Waktu Pengerjaan
Proyek ini telah tercatat dalam PPP Book dan saat ini masih dalam tahap penyusunan dokumen kelayakan, seperti Basic Design, Feasibility Study (FS), AMDAL, dan dokumen pengadaan lainnya. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa Tol Sentul Selatan-Karawang Barat bersama Tol Gedebage-Tasikmalaya adalah dua proyek prioritas yang ditargetkan selesai pada tahun 2026.
“Sentul Selatan-Karawang Barat mungkin akan lebih maju, kemudian Gedebage-Tasikmalaya itu akan lebih maju. Mudah-mudahan tahun 2026 bisa kita selesaikan, mungkin dua ini dululah yang bisa kita selesaikan,” ujar Dody dalam Media Briefing di Jakarta Selatan.
Artikel Terkait
APBN 2025 Tembus Rp 2.911 Triliun, Daya Beli Masyarakat Terjaga
Anggaran Bencana 2025 Tersisa Rp 2,97 T, Pemerintah Tambah Suntikan Dana ke Tiga Provinsi
BRI Kerahkan 40 Aksi Darurat, Puluhan Ribu Paket Bantuan Tiba di Wilayah Bencana
PTPP Bidik Pendapatan Rp16 Triliun di 2026, Laba Masih Dievaluasi