Segmen petrokimia memberikan kontribusi terbesar dengan pendapatan USD 5,102 juta (Rp 84,9 triliun), melonjak 314% dari tahun sebelumnya. Segmen energi menyumbang USD 457 juta (Rp 7,6 triliun) naik 3,6%, sementara segmen lain stabil di USD 4 juta (Rp 66,5 milar).
EBITDA dan Kesehatan Keuangan BRPT
EBITDA konsolidasi Barito Pacific naik 421% menjadi USD 2,219 juta, dengan margin EBITDA meningkat dari 25,4% menjadi 39,9%. Total aset BRPT per September 2025 meningkat 52% menjadi USD 16,011 juta (Rp 266,4 triliun), sementara rasio utang bersih terhadap ekuitas membaik dari 0,72 kali menjadi 0,54 kali.
Ekspansi dan Proyek Strategis Barito Pacific
Melalui Chandra Asri Group (CAP), BRPT memperluas kehadiran regional dengan mengakuisisi jaringan ritel bahan bakar Esso milik ExxonMobil di Singapura. Di sektor kimia, pembangunan pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon telah mencapai 33% penyelesaian. Sementara Barito Renewables terus menyelesaikan proyek retrofit dan Binary Salak (24,3 MW) menuju target kapasitas 2,3 GW pada 2032.
Visi Ke Depan Barito Pacific
Agus Pangestu menutup dengan optimisme, "Kami akan terus memperkuat bisnis melalui ekspansi strategis, menjaga disiplin pengelolaan modal, serta melakukan daur ulang modal untuk membuka peluang baru. Upaya-upaya ini tidak hanya akan menjaga momentum pertumbuhan, tetapi juga menciptakan nilai berkelanjutan bagi para pemegang saham."
Artikel Terkait
Analisis Kinerja TLKM Kuartal III 2025: Pendapatan Rp109,6 Triliun & Laba Bersih Rp15,8 Triliun
Pemilik RS Hermina: HEAL, Astra, dan Para Pendiri (Data Terbaru 2025)
Pinjaman Online di Indonesia: 45,15% Milenial & 41,44% Gen Z Mengaku Pakai, Ini Faktanya
Pertamina Pastikan Pertalite di Jatim 100% Bebas Air, Ini Hasil Pemeriksaan