Lembaga rating tersebut juga mengapresiasi stabilitas inflasi Indonesia dan tingkat utang pemerintah yang tergolong rendah. Kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh otoritas dinilai prudent atau berhati-hati, sehingga berkontribusi pada iklim ekonomi yang sehat.
Respons dan Proyeksi Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyambut positif penegasan peringkat ini. Menurutnya, hal ini merefleksikan kepercayaan internasional yang kuat terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah gejolak global.
Perry menekankan pentingnya sinergi yang erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Berikut adalah proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menurut R&I dan BI:
- Pertumbuhan Ekonomi: Diperkirakan tumbuh sekitar 5%, sejalan dengan proyeksi BI.
- Inflasi: Diproyeksikan tetap terkendali dalam kisaran target.
- Defisit Transaksi Berjalan: Diperkirakan tetap rendah di level sekitar 1% dari PDB.
- Defisit Fiskal: Pemerintah berkomitmen menjaga di bawah 3% dari PDB.
Kedepannya, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, serta mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Artikel Terkait
Revolusi HSSE Pertamina KPI: Teknologi Canggih Ini Ubah Budaya Keselamatan Kerja!
HRUM Bukan Cuma Batu Bara! Ini Alasan Sahamnya Jadi Primadona Baru di 2024
Laba Mitratel Tembus Rp 1,54 Triliun di Kuartal III 2025: Apa Rahasia di Balik Kenaikan Tipis Ini?
Bank Mandiri (BMRI) Cetak Laba Rp4,14 Triliun: Rahasia Di Balik Kinerja Tangguh di Tengah Gejolak Ekonomi