DWGL Anjlok 45%! Ini Dia 10 Saham Paling Terpukul di BEI Pekan Ini (20-24 Okt 2025)

- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:25 WIB
DWGL Anjlok 45%! Ini Dia 10 Saham Paling Terpukul di BEI Pekan Ini (20-24 Okt 2025)
Top Losers BEI Pekan 20-24 Oktober 2025: DWGL, GPSO, dan MLPT Memimpin Penurunan

Daftar Saham Top Losers BEI 20-24 Oktober 2025: DWGL Anjlok 44,97%

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sejumlah saham yang mengalami tekanan jual berat selama periode perdagangan 20 hingga 24 Oktober 2025. Dalam daftar top losers pekan ini, saham PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) tercatat sebagai yang terburuk dengan penurunan harga yang signifikan.

10 Saham Top Losers Pekan Ini

Berikut adalah ringkasan performa 10 saham dengan penurunan harga terdalam di BEI berdasarkan data statistik per Sabtu, 25 Oktober 2025:

  1. PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) turun 44,97 persen dari Rp865 menjadi Rp476 per saham.
  2. PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) melemah 36,36 persen dari Rp1.100 menjadi Rp700 per saham.
  3. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) merosot 32,17 persen dari Rp124.950 menjadi Rp84.750 per saham.
  4. PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) terkoreksi 27,54 persen dari Rp69 menjadi Rp50 per saham.
  5. PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) tergelincir 23,03 persen dari Rp330 menjadi Rp254 per saham.
  6. PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menyusut 20,22 persen dari Rp366 menjadi Rp292 per saham.
  7. PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB) menurun 19,72 persen dari Rp710 menjadi Rp570 per saham.
  8. PT Martina Berto Tbk (MBTO) melemah 17,61 persen dari Rp284 menjadi Rp234 per saham.
  9. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terkoreksi 17,42 persen dari Rp1.435 menjadi Rp1.185 per saham.
  10. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turun 17,22 persen dari Rp1.510 menjadi Rp1.250 per saham.

IHSG Tetap Tunjukkan Kinerja Positif

Meskipun terdapat tekanan jual yang terpusat pada sejumlah saham tertentu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup menguat pada pekan tersebut. IHSG berhasil naik 4,5 persen ke level 8.271,72 dari posisi sebelumnya di 7.915,66. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja negatif dari saham-saham top losers tersebut lebih bersifat spesifik pada emiten tertentu dan tidak mencerminkan sentimen pasar secara keseluruhan yang masih positif.

Informasi ini penting bagi investor untuk melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi, dengan mempertimbangkan faktor fundamental dan kondisi makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham-saham tersebut.

Komentar