Berita baik juga datang dari lapak daging sapi. Di Pasar Kramat Jati, harganya rata-rata dibanderol Rp 130 ribu per kg. Ini lebih rendah dari Harga Acuan Penjualan (HAP) pemerintah yang sebesar Rp 140 ribu.
Secara umum, Zulhas menilai situasinya cukup terkendali. "Tanggal 29 Desember, dua hari menjelang tahun baru, Natal sudah lewat ya," jelasnya. "Harga-harga terkendali bahkan cenderung turun. Stoknya melimpah."
Tak hanya memantau, dalam kunjungan itu mereka juga membagikan 100 kemasan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ukuran 5 kg kepada masyarakat yang ada di pasar. Langkah kecil untuk meringankan beban.
Dari sisi logistik bantuan, pemerintah telah mengirimkan ribuan ton beras dan jutaan liter minyak goreng ke berbagai daerah. Untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sudah didistribusikan 14.898 ton beras disertai 1,5 juta liter minyak goreng.
"Sumatera Utara (dapat) 19.786 ton beras dengan 3 juta liter minyak goreng," papar Zulhas. "Sumatera Barat, bantuan berasnya 7.900 hampir 8.000 ton. Minyak gorengnya 1,33 juta liter."
Lantas, bagaimana stok nasional? Dirut Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, angkat bicara dan meyakinkan publik.
"Jadi untuk stok nasional itu sekarang sisa sudah 3,35 juta ton," jelas Rizal.
Khusus untuk DKI Jakarta, stok yang tersedia mencapai 290 ribu ton. Pesannya sederhana: "Jadi orang Jakarta enggak usah takut kalau berasnya habis. Masih banyak stoknya di sini."
Kunjungan itu pun berakhir. Pasar kembali pada rutinitasnya, dengan harapan harga-harga tetap bersahabat di hari-hari mendatang.
Artikel Terkait
Zulhas Siapkan Cadangan Pangan 2026, Jagung Melonjak 230 Persen
Petrindo Jaya Kreasi Incar Mayoritas Saham Singaraja Putra
Tembaga Melonjak ke Level Hampir Rekor, Dihantui Ancaman Tarif Trump
Bandara Ngurah Rai Dibanjiri 82 Ribu Penumpang per Hari Saat Nataru