Harga CPO Anjlok ke Level Terendah Sejak Juni, Ekspor Malaysia Merosot

- Minggu, 21 Desember 2025 | 12:25 WIB
Harga CPO Anjlok ke Level Terendah Sejak Juni, Ekspor Malaysia Merosot

Kekhawatiran terhadap permintaan ekspor pun semakin menjadi. Data survei kargo menunjukkan, pengapalan minyak sawit Malaysia pada paruh pertama Desember ini anjlok. Angkanya turun sekitar 15-16 persen dibanding periode sebelumnya. Data resmi untuk November juga tak menggembirakan: ekspor tahunan turun 9,3 persen, berbalik dari lonjakan fantastis di bulan Oktober.

Namun begitu, bukan berarti tidak ada angin segar sama sekali. Pemerintah Malaysia rupanya mengambil langkah antisipatif. Mereka menurunkan harga referensi CPO untuk Januari 2026 mendatang dan memotong bea ekspornya menjadi 9,5 persen. Langkah ini diharapkan bisa mendongkrak kembali minat pembeli global dalam beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, ada sedikit kabar baik dari India. Sebagai importir terbesar dunia, negara itu justru mencatatkan peningkatan impor minyak sawit sekitar 5 persen pada November. Harga yang lebih murah rupanya memicu pembelian. Sementara di Indonesia, stok pada akhir Oktober dilaporkan menyusut 10 persen meski produksi naik.

Perkembangan lain datang dari Eropa. Uni Eropa sepakat menunda penerapan aturan anti-deforestasi selama satu tahun penuh. Keputusan ini diambil setelah muncul protes dari industri dan kekhawatiran bahwa sistem pelacakan digital yang dibutuhkan belum benar-benar siap. Penundaan ini mungkin bisa memberi sedikit ruang bernapas bagi eksportir.

Jadi, pasar CPO saat ini memang sedang dihimpit berbagai sentimen. Ada tekanan, tapi juga ada harapan. Pergerakan harga ke depan kemungkinan besar akan tetap dinamis, bergantung pada data ekspor dan kebijakan dari negara-negara kunci.


Halaman:

Komentar