Nikel Bangkit Tiga Hari Beruntun, Indonesia Pangkas Pasokan 2026

- Jumat, 19 Desember 2025 | 15:54 WIB
Nikel Bangkit Tiga Hari Beruntun, Indonesia Pangkas Pasokan 2026

"Keluarnya investor dari perdagangan arbitrase yang melibatkan logam dasar seperti tembaga dan aluminium mungkin juga berkontribusi pada kenaikan minggu ini," jelas Gao.

Selain soal target produksi, ada lagi wacana yang sedang digodok. Kementerian ESDM berencana merevisi formula harga acuan bijih nikel di awal 2026 nanti. Kalau jadi, produk sampingan seperti kobalt akan diklasifikasikan sebagai komoditas terpisah yang dikenakan royalti. Ini bisa mengubah permainan.

Kalau dibandingkan dengan rekan-rekannya, nasib nikel memang terlihat suram. Sebagian besar logam industri lain justru sedang menikmati tren kenaikan tahun ini. Ambil contoh tembaga, yang harganya melambung sekitar sepertiga dan bahkan sempat mencetak rekor USD 11.952 per ton pekan lalu. Kebutuhan global yang kuat untuk transisi energi hijau jadi pendorong utamanya.

Lalu, bagaimana posisi terkininya? Pada perdagangan di LME, harga nikel tercatat naik 1,5 persen ke level USD 14.855 per ton. Kenaikan kumulatif sejak Selasa lalu bahkan sudah lebih dari 4 persen sebuah rebound setelah sebelumnya menyentuh titik terendah USD 14.263. Sementara itu, tembaga justru melemah 0,4 persen ke USD 11.732, dan aluminium sedikit turun 0,1 persen menjadi USD 2.914.


Halaman:

Komentar