Fokus utama tetap pada China. Negeri Tirai Bambu itu adalah konsumen, produsen, sekaligus importir batu bara terbesar di planet ini. Komitmen mereka untuk mencapai puncak konsumsi batu bara sebelum 2030 kembali ditegaskan. Ini sinyal yang sangat kuat bagi pasar.
IEA punya proyeksi yang jelas: permintaan batu bara dari China akan menyusut secara bertahap dalam lima tahun mendatang. Jika prediksi ini akurat, maka prospek pelemahan jangka panjang pasar batu bara semakin nyata.
Di tengah tekanan global ini, Indonesia merilis harga acuan batu bara (HBA) terbaru. Untuk periode paruh kedua Desember, HBA batu bara kalori 5.300 kcal ditetapkan di angka USD69,93 per metrik ton. Sementara untuk kalori lebih rendah, 4.100 kcal, harganya dipatok USD45,44 per metrik ton.
Patokan ini, berdasarkan regulasi Kementerian Energi yang dirilis Selasa, menjadi dasar transaksi. Seperti biasa, Indonesia menetapkan HBA ini dua kali dalam sebulan.
Artikel Terkait
Investor Asing Borong Saham, Tapi Lepas SBN Rp620 Miliar
Dony Oskaria: 15.000 Huntara Segera Dibangun untuk Korban Bencana
Delapan Blok Migas Segara Dilelang Pekan Depan
Harita Nickel Raih Penghargaan Akuntabilitas, Buktikan Komitmen di Balik Setiap Ton Nikel