Penjualan bir di Indonesia memang belum sepenuhnya bangkit pasca pandemi. Hal itu dirasakan betul oleh PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Webster A. Gonzales, Direktur Utamanya, mengakui angka penjualan perusahaan masih relatif datar dan belum kembali ke level sebelum Covid-19 melanda.
“Kami akan terus menjaga atau meningkatkan pangsa pasar kami dengan menambah jumlah distributor, mengadakan ekspansi yang signifikan ke daerah-daerah yang masih belum dimaksimalkan,” ujar Webster, Sabtu lalu.
Lalu, daerah mana yang jadi sasaran? Perhatian mereka kini tertuju ke Indonesia Timur. Kawasan seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan wilayah-wilayah turis lainnya dinilai punya potensi yang masih bisa digarap lebih dalam. Intinya, mereka mau memperkuat jaringan distribusi di sana sebagai strategi mendongkrak penjualan minuman beralkohol.
Jaringan yang sudah ada sebenarnya cukup luas. Saat ini, DLTA punya 52 distributor yang jangkauannya membentang dari Sumatera Utara sampai ke Papua. Mereka juga ekspor, meski skalanya tak besar ke Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Namun begitu, tantangan di dalam negeri tetap dominan. Webster menekankan, bisnis bir di Indonesia sangat bergantung pada regulasi. Aturan dari pusat hingga daerah punya pengaruh besar, nyaris mendikte segala hal mulai dari distribusi, konsumsi, sampai angka penjualan akhir.
Artikel Terkait
Coretax Siap Jadi Pintu Tunggal Pajak, Aktivasi Akun Masih Jadi PR Besar
Tujuh Bank Tutup Sepanjang 2025, LPS Siap Tangani Mandat Baru
Gen Z Ramai-Ramai Konsultasi Tarot, Okupansi Hotel Natal Belum Merata
KKP Pasang Scanner Radioaktif Baru untuk Genjot Ekspor Udang ke AS