“Kemudian untuk proyek luar negeri yang masih berjalan terkait dengan jalan kereta api di Filipina, saat ini masih berjalan karena kontraknya juga cukup lama, kalau tidak salah sampai lima tahun,”
tambah Novel.
Secara kinerja, hingga akhir September 2025, PTPP membukukan pendapatan usaha Rp1,61 triliun. Angkanya relatif stabil, hanya turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,65 triliun.
Sampai Oktober tahun ini, akumulasi kontrak baru yang berhasil diraih telah mencapai Rp11,35 triliun. Dan baru-baru ini, ada kabar bagus: PTPP memenangkan proyek Pembangunan Sekolah Rakyat Provinsi Bengkulu. Proyek bernilai Rp501,99 miliar ini akan membangun fasilitas pendidikan terpadu di dua lokasi, yakni Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur.
Pendanaannya berasal dari APBN Tahun Anggaran 2025-2026. Rencananya, pekerjaan konstruksi akan berlangsung selama 240 hari kalender setelah SPMK diterbitkan, dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama 180 hari. Sebuah proyek strategis yang cukup signifikan.
Artikel Terkait
Kadin Soroti Dilema Upah Baru: Industri Nonmigas di Ujung Tanduk?
Petani Kakao Pohuwato Sambut Langsung Pembeli dari Jepang
IHSG Terancam Tembus 8.600, Waspadai Guncangan dari Bank Jepang
Wall Street Meroket Didorong Inflasi Melandai dan Demam AI