Kalau semua rencana berjalan, pengembangan ini berpotensi menambah kapasitas kamar hotel hingga sekitar 5.000 unit. Tentu saja, angka finalnya masih menunggu hasil studi lebih lanjut dan persetujuan dari regulator setempat.
Ada Kabar Baik dari Utang Luar Negeri
Sementara berita investasi ramai dibicarakan, ada perkembangan positif dari sisi keuangan negara. Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 tercatat turun. Angkanya mencapai USD 423,9 miliar, atau setara Rp 7.063 triliun jika mengacu pada kurs Rp 16.662 per dolar AS. Sebulan sebelumnya, posisinya masih USD 425,6 miliar.
Bank Indonesia (BI) merilis keterangan resmi pada Senin (15/12). Menurut BI, secara tahunan ULN Indonesia masih tumbuh tipis 0,3 persen, yang terutama dipengaruhi pertumbuhan utang sektor publik.
Namun begitu, ULN pemerintah justru tumbuh lebih rendah. Posisinya per Oktober 2025 ada di angka USD 210,5 miliar, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4,7 persen. Tren ini cukup menggembirakan.
Penurunan ini tak lepas dari masih mengalirnya modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional kita. Rupanya, kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap terjaga, meski ketidakpastian pasar keuangan global sedang meningkat.
Lalu, untuk apa saja utang pemerintah itu digunakan? Sebagian besar dialokasikan ke beberapa sektor kunci. Yang terbesar adalah untuk Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,2%), disusul Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,6%). Kemudian ada alokasi untuk Jasa Pendidikan (16,4%), Konstruksi (11,7%), serta Transportasi dan Pergudangan (8,6%).
Artikel Terkait
Prabowo Dorong Papua Mandiri Energi dari Sawit hingga Tenaga Surya
BBRI Cetak Rekor: Saham Melonjak 48 Kali Lipat Sejak IPO Dua Dekade Lalu
Pemerintah Siapkan Jeda KUR untuk Pengusaha Terdampak Bencana Sumatera
Bank Dunia Naikkan Proyeksi Ekonomi RI, Tapi Peringatkan Ancaman di Pasar Kerja