Tapi dia juga memberikan catatan.
“Pertanyaan besar pada 2026 adalah apakah investor akan tetap nyaman dengan valuasi tinggi saham big tech dan AI. Banyak saham saat ini diperdagangkan seolah seluruh produktivitas AI sudah sepenuhnya terealisasi,” tambah Rick.
Di sisi lain, perhatian pasar kini terbelah. Selain mengamati dinamika sektor teknologi, mata investor tertuju pada data-data ekonomi AS yang akan membanjir pekan ini. Mulai dari inflasi hingga indikator aktivitas ekonomi semuanya punya potensi mengubah ekspektasi suku bunga.
Semua orang mencoba membaca sinyal dari The Fed. Intinya, apakah inflasi yang bandel ini cerminan permintaan yang masih terlalu panas, atau justru dipengaruhi faktor struktural yang lebih rumit? Jawabannya akan menentukan arah pasar untuk bulan-bulan ke depan.
Artikel Terkait
IHSG Melaju Sendirian di Tengah Kemelut Pasar Asia
Bluebird Siapkan 25 Ribu Armada Hadapi Lonjakan Libur Akhir Tahun
Harga Minyak Terperosok Meski Venezuela Bergejolak, Ini Penyebabnya
Gejolak Minyak dan Anjloknya Nikel Warnai Pasar Komoditas yang Lesu