Harga emas dunia merangkak naik lagi pekan lalu. Ini terjadi setelah Federal Reserve, atau The Fed, akhirnya memangkas suku bunga sebesar seperempat poin langkah yang memang sudah lama dinanti pasar. Nah, investor kini mulai berharap lebih: mereka mengincar sinyal pelonggaran kebijakan yang lebih lanjut di tahun depan.
Pada penutupan perdagangan Jumat (12/12/2025), emas spot menguat 0,47 persen ke level USD4.299,38 per troy ons. Logam kuning ini sempat menyentuh posisi tertinggi sejak akhir Oktober. Secara keseluruhan, kenaikan mingguannya cukup solid, di angka 2,40 persen.
Namun begitu, ceritanya agak berbeda untuk perak. Logam putih ini justru melemah hampir 3 persen di hari yang sama, meski sempat mencetak rekor baru di awal sesi. Aksi ambil untung besar-besaran tampaknya jadi penyebabnya. Perak spot akhirnya turun sekitar 2,60 persen, berada di USD61,92 per ons setelah sebelumnya mencatat puncak di USD64,66.
Lalu, bagaimana prospek ke depannya?
Survei Emas Mingguan dari Kitco News memberikan gambaran menarik. Para analis Wall Street hampir kompak melihat prospek cerah untuk emas dalam jangka pendek. Sementara itu, investor ritel atau Main Street juga menunjukkan sentimen bullish yang sedikit menguat.
“Naik,” tegas Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, dengan singkat.
Ia lalu menambahkan, “Federal Reserve mulai lagi membeli surat utang pemerintah AS dalam skala besar jangan bilang ini QE ya! itu jelas hal positif buat emas.”
Pendapat senada datang dari James Stanley, seorang senior market strategist di Forex.com.
“Emas sedang berusaha menembus pola bull pennant lagi. Resistensi terakhir tinggal rekor tertinggi sejarahnya dulu. Jadi, buat apa bersikap bearish sekarang?” ujarnya.
Artikel Terkait
WMUU Datangkan Indukan Ayam Premium AS untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Wall Street Bangkit, Mata Tertuju pada Data Ekonomi dan Valuasi AI
Stok BBM dan LPG Aman, Pemerintah Pastikan Pasokan Nataru Tak Terganggu
Galon Ganula Berusia 13 Tahun Masih Beredar di Pasaran Jabodetabek