Memang, sebagai pemain di industri kelapa sawit, tekanan terhadap MKTR sangat besar. Sektor ini punya eksposur tinggi terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Mereka paham betul. Di era sekarang, keberlanjutan bukan lagi sekadar opsi, tapi sebuah kebutuhan bisnis untuk jangka panjang.
Karena itulah, integrasi prinsip-prinsip ESG tidak berhenti di tataran kebijakan atau sekadar di atas kertas. Prinsip itu benar-benar dijalankan. Ia menjadi acuan dalam pengambilan keputusan penting, menguatkan peran pengawasan Dewan Komisaris, bahkan sampai ke penyusunan indikator kinerja yang mengaitkan langsung performa manajemen dengan capaian keberlanjutan.
Di sisi lain, proses seleksi ARA dikenal sangat ketat. Ketua Dewan Juri, Lindawati Gani, menekankan satu hal. Kredibilitas pemenang tidak dinilai semata dari tampilan fisik laporan yang bagus.
“Penilaian dilakukan secara independen, objektif, dan profesional. Pengungkapan laporan harus mencerminkan internalisasi nilai integritas, transparansi, dan akuntabilitas,” tegas Lindawati.
Artinya, spirit integritas dan transparansi itu harus benar-benar hidup dalam praktik bisnis sehari-hari perusahaan.
Nah, kemenangan MKTR ini menjadi semacam validasi. Pendekatan tata kelola dan keberlanjutan yang mereka jalankan dinilai relevan dan sejalan dengan praktik terbaik di tingkat nasional. Namun begitu, bagi perusahaan ini, penghargaan jelas bukan garis akhir. Ia lebih mirip penanda jalan pengingat bahwa disiplin tata kelola harus terus dijaga, sementara kualitas pelaporan harus selalu ditingkatkan ke depannya.
Dengan landasan integritas, transparansi, dan keberlanjutan, MKTR kini menatap pertumbuhan jangka panjang. Visinya jelas: pertumbuhan yang tak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga punya dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Singkatnya, tata kelola berkelanjutan bagi mereka bukan cuma komitmen. Itu sudah menjadi identitas.
Artikel Terkait
IHSG Tergelincir 80 Poin, Sentimen Negatif Gempur Pasar
Air Borneo Siap Terbang, Sambungkan Sarawak dan Ibu Kota Nusantara
IHSG Tergelincir 80 Poin, Lotte Chemical Anjlok 15%
Ekspor Perikanan Tembus USD 5 Miliar, ASEAN Jadi Pasar Andalan