Masalah lain datang dari pasar obligasi. Imbal hasil Treasury AS untuk tenor 10 tahun terus menguat, bahkan sudah empat hari berturut-turut, dan menembus 4,18 persen. Kenaikan ini jelas jadi beban tambahan untuk saham.
Justin Bergner, seorang manajer portofolio di Gabelli Funds, menganggap hal itu wajar. "Tidak mengherankan jika reli ekuitas akan terhenti menjelang keputusan Fed dan imbal hasil obligasi terus meningkat," katanya.
Sektor perbankan sempat coba bangkit di awal sesi, dengan indeksnya nyaris naik 1 persen. Sayang, optimisme itu langsung pupus setelah JP Morgan mengeluarkan pernyataan yang cukup mencemaskan. Bank raksasa itu memproyeksikan beban operasionalnya bakal melonjak drastis.
Marianne Lake, pimpinan divisi Consumer and Community Banking JP Morgan, memberikan rinciannya. Dia memperkirakan pengeluaran bakal membengkak jadi sekitar 105 miliar dolar AS pada 2026. Penyebab utamanya? Biaya untuk mendukung pertumbuhan dan volume transaksi yang membesar.
Dari kacamata sektoral, saham energi jadi penyelang hari itu dengan catatan penguatan terbaik. Sementara itu, sektor kesehatan justru terpuruk paling dalam. Saham-saham teknologi bergerak fluktuatif, diwarnai kabar bahwa Presiden Donald Trump mengizinkan Nvidia mengekspor chip H200 ke China dengan catatan kena tarif 25 persen. Tapi, kabar baik itu sedikit dikeruhkan laporan Financial Times yang menyebut Beijing justru bersiap memperketat akses terhadap chip serupa.
Pasar juga punya banyak hal untuk dinantikan. Laporan keuangan dari Oracle dan Broadcom bakal jadi indikator penting untuk melihat prospek belanja infrastruktur AI ke depan. Tak kalah seru, persaingan akuisisi antara Paramount Skydance dan Netflix untuk mengincar Warner Bros juga menyita perhatian banyak investor. Semuanya menunggu, apa langkah berikutnya.
Artikel Terkait
Menteri Koperasi: Tim Kerja Siang Malam untuk Wujudkan 27 Ribu Kopdes Merah Putih
Citilink Resmi Layani Rute Langsung Jakarta-Bangkok
CPO Anjlok, Stok Sawit Malaysia Tembus Rekor Tertinggi
Emas Menggila, Saham Tambang Diborong Asing ke Rekor Tertinggi