Diplomasi Secangkir Kopi: Indonesia Pikat Pasar Afrika Utara dari Marrakech

- Rabu, 10 Desember 2025 | 05:18 WIB
Diplomasi Secangkir Kopi: Indonesia Pikat Pasar Afrika Utara dari Marrakech

Di tengah riuh festival kopi dan teh di Marrakech, Paviliun Indonesia berdiri dengan bangga. Ini bukan sekadar stan pameran biasa. Kehadirannya adalah hasil kolaborasi nyata antara KBRI Rabat dan Bank Indonesia, sebuah langkah strategis untuk menancapkan lebih dalam citra kopi dan teh nusantara di pasar Maroko dan Afrika Utara yang sedang naik daun.

Pengunjung disuguhi beragam produk pilihan. Mulai dari green bean hingga kopi sangrai specialty asal Sumatra, Jawa, dan Sulawesi, tak ketinggalan teh berkualitas dari UMKM binaan Bank Indonesia. Semua produk ini sudah melalui kurasi ketat, memastikan standar internasional terpenuhi. Yang menarik, Bank Indonesia bahkan membawa dua Q Grader Barista ahli satu untuk Arabica, satu untuk Robusta untuk berbagi cerita langsung tentang asal-usul kopi melalui sesi tasting.

Pembukaan paviliun sendiri berlangsung istimewa. Menteri Air dan Peralatan Kerajaan Maroko, Nizar Baraka, hadir sebagai tamu kehormatan untuk meresmikannya secara resmi, didampingi Dubes RI Yuyu Sutisna dan Direktur Eksekutif BI Anastuty Kusumowardhani. Kehadiran pejabat tinggi Maroko ini bukan tanpa arti. Ini jelas menunjukkan apresiasi mereka terhadap Indonesia sebagai raksasa produsen kopi global. Lebih dari itu, sinyalnya kuat: kerja sama ekonomi kedua negara punya dimensi strategis yang jauh melampaui transaksi jual-beli biasa.

“Di setiap cangkir kopi terdapat kisah tentang komunitas, para petani, perempuan penyortir, UMKM, inovator muda, hingga barista, yang menjadi 'rasa rahasia' kopi Indonesia,” ujar Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI, dalam sebuah talkshow bertajuk 'Diversity in a Cup'.

Dalam keynote speech-nya, Destry menekankan peran kopi dan teh sebagai penggerak ekonomi akar rumput. Ia menegaskan komitmen BI untuk terus mendukung peningkatan kualitas, akses pasar, dan pembiayaan bagi pelaku UMKM di sektor ini. Partisipasi di Marrakech ini, kata dia, adalah bagian dari strategi diplomasi ekonomi yang konkret dan berkelanjutan.

Potensi ekspor memang cerah. Data tahun 2024 mencatat Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia, dengan nilai ekspor menyentuh USD 1,6 miliar. Permintaan akan kopi Arabica specialty terus meroket. Pasar utamanya masih Amerika Serikat dan Eropa, tapi penetrasi ke Timur Tengah dan Afrika Utara juga semakin kencang. Ekspor teh pun tak kalah, mencatatkan angka USD 52,8 juta dan mulai merambah benua Afrika.


Halaman:

Komentar