Suasana hati investor di Wall Street tampak ragu-ragu di awal pekan. Pasar saham ditutup di zona merah pada Senin (8/12), dengan para pelaku pasar memilih untuk menahan napas. Mereka menunggu keputusan suku bunga The Fed yang bakal keluar dalam hitungan hari.
Indeks Dow Jones terpangkas 208,31 poin, atau sekitar 0,45 persen, ke level 47.740,99. Sementara itu, S&P 500 turun 0,33 persen ke 6.847,84. Nasdaq relatif lebih tahan, cuma melemah tipis 0,12 persen ke 23.549,62, seperti dilaporkan Reuters.
Hampir semua sektor di S&P 500 ikut merosot. Ini jelas mencerminkan sikap waspada yang meluas. Padahal, data belanja konsumen yang moderat pekan lalu sempat menguatkan harapan untuk pemotongan suku bunga di Desember. Tapi rupanya, itu belum cukup.
Ketidakpastian masih menggantung. Pertemuan The Fed kali ini disebut-sebut bakal jadi salah satu yang paling alot dalam beberapa tahun belakangan. Itu yang bikin banyak orang enggan bergerak.
"Pasar akan kesulitan menemukan arah yang jelas, setidaknya sampai pertemuan Fed selesai," kata Carol Schleif, chief market strategist di BMO Private Wealth.
Sentimen pasar memang terbelah. Di satu sisi, alat pantau CME FedWatch menunjukkan probabilitas hampir 89 persen untuk pemotongan 25 basis poin di hari Rabu. Tapi di sisi lain, ada faktor lain yang ikut membebani.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, misalnya, turut menekan sentimen. Lonjakan yield itu terjadi tak lama setelah gempa kuat mengguncang Jepang, yang menambah nuansa ketegangan global.
Artikel Terkait
Teori Ekonomi Klasik Tersendat di Era Media Sosial dan Birokrasi Lambat
Anugrah Argon Medica Resmi Jadi Ujung Tombak Distribusi Merck di Indonesia
Wall Street Dibuka Lesu, Nvidia Goyang Jelang Keputusan The Fed
Pemerintah Pacu Penerimaan Rp 23 Triliun dari Bea Keluar Emas dan Batu Bara