Lebih dari Sekadar Tempat Kuliah
Gedung Pusat Sains dan Kemitraan UNCEN memang dirancang dengan konsep modern dan ramah lingkungan. Bayangkan, gedung tiga lantai seluas 2.800 meter persegi ini berdiri di atas lahan hampir 5 hektar. Yang menarik, atapnya dipasangi panel surya. Selain menghemat energi, panel-panel itu jadi laboratorium langsung bagi mahasiswa yang ingin mendalami sistem energi terbarukan.
Di dalamnya, terdapat 18 ruang kuliah yang masing-masing bisa menampung 40 orang. Semua ruang ber-AC, dilengkapi proyektor dan laptop untuk mendukung kuliah daring. Uniknya, setiap ruangan dinamai berdasarkan unsur kimia mineral hasil tambang Freeport: Cuprum (tembaga), Argentum (perak), dan Aurum (emas). Sentuhan personal yang mengingatkan pada akar kerja sama ini.
Sebagai jantung aktivitas, gedung ini punya auditorium megah berkapasitas 170 kursi, lengkap dengan videotron raksasa 6x3 meter. Dinding auditorium dihiasi material tembaga, dipadukan dengan motif alam Papua serta ukiran khas burung Cenderawasih dan Kamoro. Nuansa lokal dan industri menyatu dengan apik.
Jangan lewatkan mural besar di area void tangga. Bertema 'Tembaga untuk Kehidupan', karya seni ini menggambarkan kontribusi operasional Freeport bagi komunitas sekitar. Fasilitas pendukungnya juga komplet: ada taman, plaza, parkir luas, toilet difabel, hingga sistem pemadam kebakaran. Bahkan, di lantai tiga, sebagian rangka atap sengaja dibiarkan terbuka. Ini menjadi contoh konstruksi nyata bagi mahasiswa Teknik Sipil belajar teori sekaligus praktik dalam satu tempat.
Pada akhirnya, gedung ini lebih dari sekadar tumpukan beton dan kaca. Ia adalah sebuah pernyataan tentang investasi masa depan. Investasi pada manusia Papua.
Artikel Terkait
Magnum Resmi Lepas dari Unilever, Saham Perdana Dibuka di Bursa Amsterdam
Kilang Tuban Menanti Keputusan Akhir di Tengah Ketegangan Geopolitik
SLIS: Dari Kipas Angin hingga Motor Listrik, Ini Profil Emiten yang Lagi Naik Daun
Unilever Indonesia Lepas Bisnis Es Krim Rp7 Triliun, Saham Justru Tergerus