Bursa Efek Indonesia (BEI) lagi gencar mendorong perusahaan, baik swasta maupun BUMN, untuk melantai di pasar modal. Mereka serius banget soal ini. Gede Nyoman Yetna, selaku Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengaku sudah ngobrol dengan berbagai pihak. Tujuannya satu: meramu paket insentif yang pas biar perusahaan-perusahaan itu mau terbuka.
“Apa sih insentif yang perlu kita siapin?” ujar Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Senin lalu. “Harapannya, perusahaan BUMN maupun swasta bisa merasa nyaman masuk ke pasar modal. Kita ingin bisa memenuhi kebutuhan mereka.”
Namun begitu, rencana ini tentu saja harus sejalan dengan regulasi dari pemerintah. BEI sendiri secara umum mendukung gagasan pemberian insentif ini. Lewat langkah tersebut, mereka berharap perusahaan-perusahaan besar bakal berbondong-bondong mendaftarkan sahamnya.
“Tujuannya sama,” imbuh Nyoman. “Bagaimana caranya mendorong perusahaan besar, menengah, maupun kecil untuk memanfaatkan pasar modal. Sekarang ini timing yang tepat buat masuk.”
Merespons Isu 'Backdoor Listing'
Di sisi lain, ada juga pembahasan soal praktik yang kerap disebut backdoor listing. Singkatnya, ini adalah cara perusahaan belum tercatat untuk masuk bursa dengan mengakuisisi perusahaan yang sudah publik, tanpa lewat prosedur IPO resmi.
Nyoman mengakui ada beberapa skema yang memungkinkan hal itu terjadi, misalnya lewat rights issue. Tapi, BEI punya penekanan sendiri.
Artikel Terkait
Wall Street Menahan Napas Jelang Keputusan Fed yang Sarat Ketegangan
Helikopter Angkut Tabung Gas, Pertamina Terobos Isolasi Bener Meriah
Waskita Beton Pacu Pendapatan ke Rp2,1 Triliun di Tengah Upaya Restrukturisasi
Putin Tawarkan Bantuan Nuklir ke Prabowo dalam Pertemuan Hangat di Kremlin