Minyak Mentah Melaju Didorong Ketegangan Global dan Isyarat The Fed

- Senin, 08 Desember 2025 | 08:00 WIB
Minyak Mentah Melaju Didorong Ketegangan Global dan Isyarat The Fed

Harga minyak mentah kembali merangkak naik pekan lalu, tepatnya 2,6 persen ke level USD60,08 per barel. Ini sudah jadi kenaikan kedua berturut-turut, lho. Dalam dua pekan terakhir, totalnya minyak sudah menguat 3,5 persen. Pemicunya? Seperti biasa, dunia lagi tidak tenang.

Ketegangan geopolitik di berbagai front jadi bahan bakar utama. Amerika Serikat, misalnya, bersikap lebih keras ke Venezuela. Padahal, negara itu adalah pemasok penting buat raksasa seperti China. Situasi ini bikin pasar khawatir pasokan bakal terganggu, yang ujung-ujungnya memengaruhi permintaan.

Namun begitu, ada satu faktor lain yang juga disoroti: pertemuan The Fed. Pasar lagi sibuk menebak-nebak langkah bank sentral AS itu.

Phil Flynn, analis dari Price Futures Group, lewat Dow Jones Newswires bilang, para pembuat kebijakan diperkirakan bakal memangkas suku bunga. Kalau itu terjadi, permintaan untuk komoditas seperti minyak berpotensi ikut terdongkrak.

Nah, buat pekan ini, prospeknya gimana?

James Hyerczyk dari FXEmpira menilai minyak masih punya peluang untuk terus naik. Kombinasi antara ekspektasi kebijakan The Fed yang "dovish" dan risiko geopolitik yang makin panas jadi pendorong utamanya.

"Datanya memang campuran, tetapi sikap dovish The Fed menjadi faktor yang paling diperhatikan pasar," tulis Hyerczyk.

Dia ngasih tahu, pasar saat ini mematok peluang sekitar 87 persen untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed pekan ini. Logikanya, suku bunga yang lebih rendah bakal bikin biaya pendanaan turun dan prospek pertumbuhan membaik. Imbasnya, minat terhadap energi bisa menguat, apalagi di tengah tanda-tanda pelemahan konsumsi rumah tangga AS dan pasar tenaga kerja yang mulai goyah.


Halaman:

Komentar