Nilai ekonomi dari industri olahraga di Indonesia ternyata masih cukup kecil. Kementerian Keuangan mencatat angkanya sekitar Rp 34 triliun, atau cuma 0,2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) kita. Padahal, kalau kita lihat ke skala global, prospeknya justru cerah.
Askolani, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, memaparkan bahwa pasar olahraga dunia diprediksi bakal menyentuh angka fantastis, yakni 600 miliar dolar AS pada 2025. Yang menarik, pertumbuhannya mencapai 8 persen jauh lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi global yang hanya di angka 3 persen. Ini jelas menunjukkan potensi besar yang sayang untuk dilewatkan.
"Nilai ekonomi kita sekitar Rp 34 triliun. Kalau dibandingkan PDB, cuma 0,20 persen," ujar Askolani dalam Indonesia Sports Summit di Jakarta, Sabtu (6/12).
"Nah, angka 0,20 persen ini yang harus kita lihat. Apakah ia sebuah peluang, atau justru jadi tantangan berat buat kita?"
Menurutnya, salah satu kunci untuk mendongkrak angka itu terletak pada pengelolaan aset olahraga di daerah. Selama ini, banyak fasilitas seperti stadion cuma dipandang sebagai tempat latihan atlet, tanpa mempertimbangkan nilai ekonominya. Padahal, dua hal itu harus berjalan beriringan.
"Harusnya dua-duanya ini kita jalanin. Selama ini dianggap kalau sudah jadi stadion, sudah jadi tempat, itu menjadi beban," keluhnya.
"Beban untuk "maintenance"-nya. Banyak stadion kemudian tidak banyak dipakai, terbengkalai. Nilainya pun bisa jatuh."
Kolaborasi dengan Swasta Jadi Kunci
Untuk mengatasi hal itu, Askolani mendorong Pemerintah Daerah agar membuka kolaborasi dengan swasta. Kemenkeu sendiri siap membantu menilai aset sebelum kerja sama itu terjalin. Skema seperti sewa atau kerja sama 10-20 tahun bisa jadi win-win solution.
Artikel Terkait
Investasi Iklim Dirayakan, 40 Perusahaan dan 10 Tokoh Dapat Apresiasi di BEI
HIPMI Jaya Bentuk Badan Khusus untuk Pacu Pengusaha Muda Masuk Bursa
Tim Pertamina Antar Warga yang Hilang Kontak Usai Banjir Bandang Aceh
LPS Siap Jamin Polis Asuransi, Premi Diprediksi Bakal Melonjak