Di sisi lain, kesiapan BRI tak hanya soal teknologi. Begitu status darurat ditetapkan, Business Continuity Plan (BCP) langsung diaktifkan untuk unit kerja yang terdampak. Integrasi antara rencana darurat ini dengan sistem komunikasi satelit memungkinkan transaksi dan koordinasi penting tetap berjalan. Dengan lebih dari tujuh ribu unit kerja yang tersebar hingga ke daerah 3T, komitmen untuk menyediakan layanan yang andal memang diuji di saat-saat seperti ini.
Sementara layanan perbankan berusaha tetap normal, sisi kemanusiaan juga tak dilupakan. Melalui program CSR BRI Peduli, bantuan tanggap bencana digelontorkan dengan cepat ke wilayah Sumatera.
Di Sumatera Utara, tepatnya di beberapa desa di Kabupaten Tapanuli Selatan seperti Sialang dan Silaiya, bantuan berupa ribuan paket makanan, sembako, dan obat-obatan diserahkan langsung oleh karyawan BRI. Mereka turun ke lapangan mendistribusikan bantuan.
Cerita serupa terjadi di Padang, Sumatera Barat. Di sini, bantuan yang disalurkan lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Melalui BPBD setempat, BRI menyerahkan perahu karet dan pelampung untuk evakuasi. Tak ketinggalan, paket makanan cepat saji juga dibagikan kepada warga di Lubuk Minturun oleh ‘Tim Elang Relawan BRI’.
Pada akhirnya, peristiwa banjir ini seperti ujian nyata. Bukan cuma menguji ketangguhan infrastruktur teknologi perbankan, tetapi juga komitmen mereka untuk hadir di tengah masyarakat, terutama ketika dibutuhkan.
Artikel Terkait
Deltras FC dan KemenUMKM Garap UMKM di Sekitar Gelora Delta
Rel Srilelawangsa Kembali Beroperasi, Sinyal Positif Jelang Arus Mudik Nataru
Lonjakan Saham XL Axiata: Katalis dari Penjualan MORA atau Sinyal Teknikal?
BRI Gebrak Desember dengan Diskon Liburan dan Belanja Hingga Jutaan Rupiah