Untuk menangani dampak bencana di Sumatera, Badan Gizi Nasional mengalihfungsikan 276 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG. Saat ini, seluruh unit tersebut berperan sebagai dapur umum yang bertugas menyediakan makanan bagi warga yang terdampak.
Menurut rincian dari Kepala BGN, Dadan Hindayana, distribusinya tersebar di tiga provinsi. Di Aceh ada 81 SPPG yang aktif, Sumatera Utara menyumbang 129 unit, dan Sumatera Barat mengoperasikan 66 SPPG.
“Jadi total seluruhnya ada 276 SPPG yang masih melayani pengungsi,”
kata Dadan saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Rabu lalu.
Soal pendanaan, pola yang dipakai ternyata masih mengikuti mekanisme reguler. Dadan menegaskan, tidak ada tambahan anggaran khusus yang dikucurkan untuk situasi darurat ini. “Anggarannya anggaran normal,” tegasnya. Memang, dana rutin selalu dialirkan ke SPPG untuk program Makan Bergizi Gratis. Namun begitu, ketika bencana melanda, sasaran bantuan diperluas. Bukan cuma anak-anak, melainkan seluruh warga yang menjadi korban.
“Tapi ketika terjadi bencana, tidak hanya anak-anak yang kita lakukan bantuan, tapi seluruh masyarakat yang mengalami musibah. Jadi harus kita layani,”
ujar Dadan.
Untuk sementara, jatah makan yang diberikan tetap satu kali sehari per orang. Apakah nanti akan ditambah? Dadan bilang, itu semua bergantung pada kondisi di lapangan. “Nanti kita lihat sesuai kebutuhan,” katanya.
Target 82,9 Juta Penerima Manfaat Mundur Jadi Maret 2026
Artikel Terkait
BRI Bergerak Cepat Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Sumatera
Sampoerna Sambut Keputusan Pemerintah: Cukai Rokok Tak Naik di 2026
Sampoerna Cetak Laba Rp4,5 Triliun di Tengah Tekanan Pasar
Menteri Keuangan Purbaya: Agenda Harus Jelas Dulu, Baru Saya Terbang ke China