Menperin Perjuangkan Insentif 2026 untuk Atasi Derasnya Impor Komponen Otomotif

- Selasa, 02 Desember 2025 | 14:06 WIB
Menperin Perjuangkan Insentif 2026 untuk Atasi Derasnya Impor Komponen Otomotif

Industri otomotif dalam negeri lagi menghadapi tekanan yang nggak main-main. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui hal itu. Tantangan terbesarnya? Impor komponen yang terus membengkak. Data periode Januari sampai September 2025 menunjukkan nilai impor otomotif secara keseluruhan tembus USD 8,23 miliar. Nah, dari angka segitu, kontribusi impor komponennya sendiri mencapai USD 2,29 miliar. Cukup signifikan, bukan?

"Memang terjadi kenaikan [impor] tahun lalu dan tahun ini, hampir 20 persen," ujar Agus dalam acara Akses Kemitraan IKM dan Industri Besar, Selasa (2/12).

Ia lantas menambahkan, "Kalau saja bisa kita manfaatkan, kita berikan peluang bagi industri-industri dalam negeri, khususnya industri kecil menengah."

Nah, di sinilah poin krusialnya. Menperin memastikan bahwa pihaknya masih terus mengupayakan kebijakan insentif dan stimulus untuk sektor otomotif di tahun 2026. Tujuannya jelas: menekan ketergantungan impor. Pembahasan masih berlangsung, tapi Agus bersikukuh untuk memperjuangkannya. Menurutnya, industri ini punya efek berantai atau forward backward linkage yang besar, plus penyerapan tenaga kerja yang masif. "Karena itu, kami tetap mengusulkan insentif atau stimulus untuk sektor otomotif," tegasnya.

Rasanya wajar saja usulan itu muncul. Kondisi di lapangan memang lagi berat. Agus bahkan bercerita tentang percakapan personalnya dengan salah satu produsen kendaraan.

"Saya bisik-bisik bilang, bagaimana Pak, berat? Mungkin karena yang nanya menteri, enggak berani jawab berat. Tapi saya tahu muka-muka yang ini sedang galau, ya memang harus galau," ujarnya dengan nada prihatin.

Data-data resmi pun membenarkan kegalauan itu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, saat industri alat angkut tumbuh tipis 1,4 persen, industri kendaraan bermotor justru anjlok dan terkontraksi hingga 10 persen. Laporan dari Gaikindo juga tak lebih cerah: penjualan mobil secara wholesale periode Januari-Oktober 2025 cuma 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 711.064 unit.

"Oleh sebab itu, merupakan tanggung jawab kami. Salah kalau kami tidak perjuangkan. Doakan saja, saya akan terus berjuang agar sektor otomotif bisa kembali baik," ucap Agus penuh keyakinan.


Halaman:

Komentar