Secara umum, inflasi bulan November terpantau lebih landai. Secara bulanan (mtm), angkanya 0,17 persen, turun dari Oktober yang 0,28 persen. Dari sisi tahunan, inflasi juga melandai jadi 2,72 persen dari sebelumnya 2,86 persen.
"Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 2,27 persen,"
tambah Pudji.
Nah, selain emas, ada beberapa komoditas lain yang turut mendorong inflasi. Tarif angkutan udara menyumbang 0,04 persen. Lalu, sejumlah bahan pangan seperti bawang merah (0,03 persen), serta ikan segar dan wortel (masing-masing 0,02 persen) juga memberi tekanan.
Tapi ceritanya nggak serba naik. Ada juga yang harganya turun dan berperan menahan laju inflasi. Juaranya adalah daging ayam ras, dengan andil deflasi 0,03 persen. Beras dan cabai merah menahan 0,02 persen. Sementara telur ayam ras dan kentang masing-masing berkontribusi deflasi 0,01 persen. Jadi, meski emas terus meroket, masih ada penyeimbang di sisi lain.
Artikel Terkait
UANG Melesat 175%, Siapa Dalang di Balik Saham Properti Premium Ini?
Rupiah Mengawali Desember dengan Sentuhan Hijau, Didorong Ekspektasi The Fed dan Surplus Perdagangan
RATU Rebut Pijakan di Blok Madura Strait, Akuisisi 20% Saham HCML Masih Digodok
BRI Kembali Kantongi Predikat Sangat Tepercaya di Tengah Gejolak Global