Di Bali, tepatnya di PLTDG UBP Pesanggaran, PLN Indonesia Power baru saja menyelesaikan serangkaian uji coba. Kali ini, mereka menguji lanjutan teknologi cofiring hidrogen. Pengujian pra-operasi yang digelar pada 18-20 November 2025 itu sebenarnya merupakan kelanjutan dari eksperimen serupa tahun sebelumnya. Menariknya, proses ini disaksikan langsung oleh Agus Pramono, salah satu anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Lalu, apa sih tujuan dari semua ini? Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, uji coba ini bukan sekadar eksperimen biasa.
"Pengujian ini dilakukan untuk melihat potensi penerapan hidrogen di asat pembangkitan kami, sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060,"
jelas Bernadus dalam keterangannya, Senin (1/12). Intinya, ini adalah langkah nyata perusahaan dalam menjelajahi teknologi energi bersih untuk masa depan.
Nah, detail teknisnya cukup menarik. Hedwig Lunga Sampe Pajung, VP Technology Development perusahaan, membeberkan bahwa pengujian tahun ini dilakukan dengan tiga variasi beban mesin: 75%, 85%, dan 100% kapasitas. Hasilnya, rasio hidrogen yang berhasil dicampurkan bervariasi. Di beban 75%, rasionya mencapai 23%. Saat dinaikkan ke 85%, rasio turun sedikit jadi 22%. Dan pada beban penuh 100%, rasio hidrogen yang aman tercatat 17%. Pendekatan bertahap ini jelas punya maksud: untuk mengamati perilaku mesin dalam berbagai kondisi dan mencari tahu batas aman penggunaan hidrogen.
Artikel Terkait
RATU Rebut Pijakan di Blok Madura Strait, Akuisisi 20% Saham HCML Masih Digodok
Emas Perhiasan Pacu Inflasi 27 Bulan Berturut-turut, BPS Ungkap Dampaknya
BRI Kembali Kantongi Predikat Sangat Tepercaya di Tengah Gejolak Global
KB Bank Dukung Puncak Penganugerahan Sastra Indonesia-Korea 2025, Pererat Hubungan Lewat Kata dan Seni