Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup melemah pada perdagangan Rabu (26/11/2025). Tak banyak bergerak, mata uang Garuda ini hanya anjlok tipis 7 poin atau sekitar 0,04 persen, sehingga posisinya berada di Rp16.664 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, ada dua faktor utama yang mendorong pelemahan ini: eksternal dan internal. Faktor dari luar negeri tampaknya lebih dominan mempengaruhi pergerakan hari ini.
"Dari eksternal, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga dan rilis data ekonomi AS yang sebelumnya tertunda pada Selasa menambah ekspektasi tersebut,"
tulis Ibrahim dalam risetnya.
Di sisi lain, pasar juga sedang mencermati perkembangan terbaru dari perundingan damai Rusia-Ukraina. Prosesnya kembali tersendat karena kedua belah pihak masih saling melancarkan serangan. Situasi geopolitik ini jelas bikin investor was-was.
Sementara itu, data ekonomi AS yang baru dirilis cukup beragam. Indeks Harga Produsen (IHP) utama untuk September naik 0,3 persen secara bulanan, sesuai ekspektasi. Namun, IHP Inti (tanpa makanan dan energi) hanya naik 0,2 persen, sedikit di bawah perkiraan.
Yang bikin khawatir, penjualan ritel hanya naik 0,2 persen pada September. Angka ini turun signifikan dari kenaikan 0,6 persen di Agustus, menunjukkan belanja konsumen yang mulai melemah. Sentimen rumah tangga juga memburuk menurut laporan Conference Board.
Lalu ada sinyal dovish dari The Fed belakangan ini. Para pedagang pun ramai-ramai meningkatkan taruhan pada penurunan suku bunga. Ini membalikkan perkiraan sebelumnya yang justru hawkish.
Artikel Terkait
Podomoro Land Catat Penjualan Rp2,64 Triliun, Bunga Anjlok 38%
CPO Bangkit dari Titik Terendah, India Siap Genjot Impor 20 Persen
IHSG Pacu Rekor Baru, Tembus 8.602 di Tengah Aksi Jor-joran Investor
Di Balik Saham SMGR: Pemerintah Kuasai Mayoritas, Asing Ikut Main