Yang bikin runyam, pendapatannya juga merosot. Dari sebelumnya Rp1,46 triliun, kini tinggal Rp1,86 triliun. Bisa dibilang, situasinya makin pelik.
Belum lagi masalah di Bursa Efek Indonesia. Saham TELE sudah disuspensi sejak 27 Juni 2023, lantaran perusahaan gagal bayar obligasi. Keadaan makin runyam setelah pengadilan menyatakan TELE pailit pada 9 Oktober 2025.
Kemudian, suspensi diperpanjang lagi pada 7 November 2025. BEI menerima salinan putusan kepailitan itu, dan akhirnya memberi notasi BEDLX pada saham TELE. Bisa dibilang, jalan yang harus ditempuh perusahaan ini masih panjang dan berliku.
(DESI ANGRIANI)
Artikel Terkait
Saham BUMI Melonjak 9%, Akuisisi Tambang Rp 984 Miliar Jadi Katalis
Telkom Buktikan Program DigiUp Beri Dampak Nyata, Raih Penghargaan di Tingkat Asia
BRI Peduli Gelar Apresiasi Spesial untuk Guru di Hari Guru Nasional
IHSG Terkapar Usai Sentuh Rekor Tertinggi, Aksi Ambil Untung Gagalkan Eforia