Persoalan ini sebenarnya sudah lama menjadi perhatian serius. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyoroti masalah penyelundupan kekayaan alam Indonesia yang masih berlangsung. Ia menyebutnya sebagai sebuah "perampokan sistemik" yang terjadi, salah satunya, karena ada kelengahan dari para elite.
Prabowo bertekad membereskan kekacauan di sektor tambang ini. Ia pun menjadikan Bangka Belitung sebagai contoh nyata betapa parahnya masalah ini.
“Sebagai contoh di Bangka Belitung yang untuk cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia itu terdapat 1.000 tambang ilegal,”
ungkap Prabowo dalam sebuah kesempatan.
Untuk mengatasi hal ini, sebuah operasi besar-besaran telah diperintahkan. Prabowo mengerahkan TNI, Polri, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk bergerak mulai 1 September 2025 mendatang. Targetnya: menutup semua tambang ilegal yang ada di Babel.
“Saya perintahkan TNI, Polri, Bea Cukai bikin operasi besar-besaran di Bangka Belitung, menutup yang selama ini hampir 80 persen hasil timah tiap tahun diselundupkan tiap tahun, 80 persen timah kita, kita tutup (tambang ilegal),”
tegas Prabowo tanpa ragu. Langkah ini diharapkan bisa memulihkan kedaulatan negara atas kekayaan alamnya.
Artikel Terkait
Sisik Ikan Terbuang Disulap Jadi Emas Cair, Raup Ratusan Juta dan Berdayakan Warga Pesisir
NSSS Bantah Keras Isu Akuisisi Anak Usaha oleh Widodo Makmur Unggas
Bea Cukai Gagalkan Ekspor Fiktif, dari Dokumen Rokok hingga Muatan Air Mineral
BCA Siap Cairkan Dividen Interim Rp55 per Saham Akhir 2025