Rupiah berhasil mengakhiri perdagangan Jumat (21/11/2025) dengan catatan hijau. Mata uang domestik ini menguat 20 poin atau sekitar 0,12 persen, mengukir posisi di level Rp16.716 per dolar AS.
Di sisi lain, sentimen dari luar negeri ternyata cukup berpengaruh. Menurut pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, kabar dari Ukraina turut mendorong penguatan. Zelensky dikabarkan siap bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam rencana perdamaian. Bahkan, ia sudah menerima draft 28 poin yang disusun bersama AS dan Rusia. "Ini menandakan kesediaannya untuk segera mengerjakannya," jelas Ibrahim. Tak hanya itu, Zelensky juga berharap bisa berbicara langsung dengan Presiden AS Donald Trump dalam hitungan hari ke depan.
Tapi, ada harga yang harus dibayar. Sebuah laporan Reuters menyebut Kyiv akan diminta untuk menyerahkan seluruh wilayah Donbas. Tak cuma itu, mereka juga harus memangkas kekuatan militernya secara signifikan. Bagi banyak pendukung Ukraina, persyaratan semacam ini jelas seperti bentuk penyerahan diri.
Sementara itu, di front lain, sanksi AS terhadap raksasa minyak Rusia Rosneft dan Lukoil resmi berlaku Jumat malam. Ini terjadi setelah periode pengurangan produksi. Padahal, sanksi yang diumumkan awal tahun ini sebenarnya sudah terasa dampaknya. Lihat saja, pembeli utama seperti India dan Tiongkok mulai menarik diri dari pembelian kargo.
Nah, dari dalam negeri AS sendiri, ada kabar yang bikin pasar waspada. Laporan ketenagakerjaan yang dirilis Kamis kemarin meredam harapan akan penurunan suku bunga Fed bulan Desember. Datanya menunjukkan penambahan tak terduga 119.000 lapangan kerja untuk September. Meski begitu, tingkat pengangguran justru naik jadi 4,4 persen, dan data bulan-bulan sebelumnya direvisi lebih rendah.
Suara-suara hawkish juga terdengar dari pejabat Fed. Beth Hammack, Presiden Fed Cleveland, mengingatkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter saat ini bisa memicu risiko finansial. "Pemotongan suku bunga berisiko memperpanjang inflasi tinggi," tegasnya. Ia menambahkan, kondisi keuangan saat ini masih 'cukup akomodatif'.
Artikel Terkait
XL Axiata Bagikan Dividen Rp2,89 Triliun, Cair 11 Desember
Menguak Jejak Bisnis SSIA, dari Properti hingga Hotel Mewas
Ruby Mining Ltd dari Hong Kong Incar Akuisisi Saham Pengendali KDTN
Sumut Pacu Ekonomi Syariah, IHSG Melesat 19% di 2025