Lewat AGPA Pte Ltd, POSCO kini menguasai 65,72 persen saham SGRO. Tapi sebenarnya, ini bukan bisnis sawit pertama mereka di Indonesia. Mereka sudah lebih dulu beroperasi melalui kerja sama dengan PT Bio Inti Arindo di Merauke, Papua. Di sana, mereka mengelola tiga pabrik pengolahan sawit dengan produksi mencapai 210.000 ton minyak sawit per tahun.
Belum cukup, di Balikpapan, Kalimantan Timur, mereka juga punya fasilitas penyulingan dengan kapasitas luar biasa: 500.000 ton per tahun. Dengan tambahan SGRO, tentu portofolio perkebunan sawit mereka semakin besar.
SGRO sendiri punya aset yang cukup mengesankan. Total lahan sawitnya mencapai 129.000 hektare lebih, terdiri dari kebun inti dan plasma. Mereka mengoperasikan delapan pabrik kelapa sawit yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan dengan kapasitas total 510.000 ton TBS per jam.
Kehadiran POSCO International di Indonesia diwakili oleh POSCO International Indonesia. Selain bisnis sawit, mereka juga punya usaha baja di Cilegon melalui Krakatau POSCO.
Jadi begitulah profil singkat POSCO International, sang pengendali baru Sampoerna Agro. Perusahaan dengan sejarah panjang dan jaringan global yang kini semakin memperkuat posisinya di industri sawit Indonesia.
Artikel Terkait
Banten Gerebek Pabrik Asing, 583 Pekerja Ilegal Dideportasi
Canting dan Cita-cita: Kisah Rantiyem Menghidupkan Kembali Warisan Batik
Pendiri DATA Ambil Alih Kendali ATAP Lewat Akuisisi Saham Mayoritas
Subsidi Rp 315 Triliun Tersalur, Realisasi APBN 2025 Tunjukkan Efisiensi