Salah satu fitur andalan Lemomo adalah mekanisme titip jual instan yang menjamin barang laku dalam waktu 24 jam. Jika pengguna mendapatkan produk yang tidak sesuai dengan keinginan, mereka dapat langsung menjualnya kembali tanpa risiko kerugian.
Theresalonica Susanto, Head of Marketing Lemomo, menegaskan bahwa setiap interaksi di dalam aplikasi dirancang untuk memberikan nilai tambah.
“Setiap klik berarti sesuatu. Mulai dari membuka kotak, mengajak teman, hingga menjual kembali produk—semuanya memberi manfaat,” ujarnya.
Pendekatan ini menjawab kekhawatiran umum bahwa blind box hanya mengandalkan faktor keberuntungan. Lemomo menghadirkan ekosistem yang memungkinkan pengguna tetap memiliki opsi dan kendali penuh atas barang yang mereka peroleh.
Social Shopping: Membangun Komunitas dan Koneksi
Selain menawarkan peluang ekonomi, Lemomo juga mendorong tumbuhnya interaksi sosial. Pengguna dapat berbagi momen unboxing, berdiskusi tentang isi blind box, dan membentuk komunitas berdasarkan minat yang sama. Fenomena ini menjadi bentuk baru dari social shopping, di mana percakapan dan kebersamaan menjadi pendorong utama aktivitas belanja.
Jawaban atas Kebutuhan Pengalaman Digital yang Lebih Luas
Para pengamat teknologi melihat tren ini sebagai respons terhadap kebutuhan pengguna akan pengalaman digital yang lebih kaya. Belanja tidak lagi hanya tentang memenuhi kebutuhan, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun koneksi dan identitas.
Lemomo memanfaatkan kebiasaan unik pengguna Indonesia yang gemar berbagi momen menarik di media sosial. Dengan pendekatan ini, platform tersebut menjadi pionir e-commerce berbasis minat yang menggabungkan gameplay global dengan konteks budaya lokal.
Artikel Terkait
Prospek IPO Asia Tenggara 2026: Pemulihan, Proyeksi, dan Sektor Unggulan
Integrasi Stasiun Karet & BNI City: Target Rampung Desember 2025, Ini Progresnya
BRI Borong 3 Penghargaan Bergengsi di Asia Sustainability Reporting Awards 2025
IHSG Turun ke 8.361,93! Sektor Properti Melonjak 2,40% Jadi Penopang Utama