Google sedang bersiap membuka babak baru yang cukup fantastis. Mereka berencana membangun pusat data untuk kecerdasan buatan tapi lokasinya bukan di Bumi. CEO Sundar Pichai, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, mengungkapkan bahwa perusahaan itu akan segera memulai pembangunan infrastruktur AI di luar angkasa.
Rencana ambisius ini merupakan bagian dari Project Suncatcher, yang diumumkan Google awal bulan ini. Intinya sederhana sekaligus radikal: mencari cara yang jauh lebih efisien untuk menghidupi data center raksasa. Caranya? Dengan memanen energi matahari langsung dari orbit, di mana sinarnya lebih kuat dan tak terhalang awan.
Menurut Pichai, ide gila-gilaan ini justru lahir dari kebutuhan yang sangat realistis. Kebutuhan energi untuk komputasi AI melonjak tak terkendali. "Sinar matahari di luar angkasa punya potensi yang luar biasa besar," katanya, menegaskan bahwa mereka harus mencari solusi di luar konvensional.
Targetnya, uji coba awal akan digelar pada 2027. Google bekerja sama dengan Planet, perusahaan citra satelit, untuk mewujudkannya. Dua satelit perintis akan diluncurkan ke orbit Bumi, membawa serta perangkat keras yang nantinya akan jadi tulang punggung data center angkasa.
Pichai sendiri yakin betul dengan visi ini. Ia memprediksi, dalam kurun sepuluh tahun ke depan, pusat data berbasis ruang angkasa akan menjadi standar baru industri. Logikanya, pendekatan ini akan jauh lebih efisien ketika komputasi AI sudah mencapai skala yang benar-benar masif.
Artikel Terkait
Akuisisi Warner Bros. oleh Netflix: Sorak Monopoli atau Awal Keruntuhan Bioskop?
Misteri Rasa Kenyang: Bagaimana Tubuh Memberi Tanda Cukup, Stop!
Telkomsel Bangkitkan Kembali Sinyal di Takengon Pascabencana
Mitos Multitasking Perempuan: Ketika Stereotip Dianggap Fakta Ilmiah