Di balik tumpukan sampah plastik, ada ancaman tak kasat mata yang mengintai para pekerja perempuan. Dr. Lestari Sudaryanti, seorang peneliti sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), membeberkan temuan yang cukup mencengangkan dari riset kolaboratifnya.
Studi berjudul "Phthalate Exposure, Estrogen Dysregulation, and Its Implications for Insulin and Leptin Function in Relation to Weight Gain among Female Waste-Sorting Workers" ini menyoroti bahaya ftalat. Senyawa kimia dalam plastik ini ternyata berperan sebagai Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) yang berpotensi mengacaukan sistem hormonal dan metabolisme tubuh.
“Pekerja perempuan penyortir sampah terpapar langsung dengan limbah plastik setiap hari,” ungkap Lestari dalam keterangannya, Senin (1/12).
Menurutnya, kelompok inilah yang paling berisiko. Ftalat masuk ke tubuh lewat berbagai cara, mulai dari udara yang dihirup hingga kontak langsung dengan kulit.
Yang menarik, penelitian ini menemukan fenomena yang di luar dugaan. Mayoritas responden justru masuk kategori obesitas dan kelebihan berat badan. Padahal, mereka berasal dari komunitas berpenghasilan rendah dan sehari-harinya melakukan aktivitas fisik yang tinggi. “Ini menunjukkan ada sesuatu yang tidak biasa,” jelas Lestari.
Data-data lain yang terungkap juga tak kalah mengejutkan. Sebanyak 37 persen responden ternyata mengalami hipertensi, sementara 8 persen lainnya menunjukkan indikasi diabetes. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa paparan bahan kimia berbahaya dari plastik punya andil besar dalam memicu gangguan metabolik.
Artikel Terkait
Target Gila OpenAI: 220 Juta Pelanggan Berbayar pada 2030
Geliat Pelajar Perempuan Warna-i Ajang Digital Skill 2025 di Surabaya
Tiga Astronot China Terjebak di Orbit, Misi Darurat Diluncurkan
Guncangan Blokir ChatGPT: Ketika Regulasi Mengancam Napas Digital Rakyat