“Cepuri Parangkusumo itu dipercaya sebagai pintu gerbang menuju Keraton Kidul,” ungkap Widodo, salah seorang juru kunci.
Batu Cepuri sendiri berupa 2 batu yang berdampingan. Diyakini batu di bagian utara merupakan tempat duduk Ratu Kidul. Sedangkan batu sebelah Selatan yang lebih kecil merupakan tempat duduk Panembahan Senopati.
Dalam cerita yang berkembang, peristiwa tersebut berupa sebuah kontrak politik antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul. Saat itu Panembahan Senopati yang masih Bernama Sutawaijaya Tengah merintis pendirian Kerajaan Mataram Islam.
Masih dari cerita yang berkembang, akhirnya Kerajaam Mataram Islam berdiri dipimpin oleh Panembahan Senopati. Di balik semua itu telah terjadi kontrak politik antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul.
Baca Juga: Pendidikan Vokasi Nonformal: Jawaban Terbaik untuk Meningkatkan Kompetensi SDM, Betulkah?
Kontrak politik itu juga diyakini menjadi penyebab Panembahan Senopati bisan nak tahta. Dan sebagai imbalannya, maka setiap raja di Kerajaan Mataram Islam juga menjadi suami Ratu Kidul.
Dengan mendasarkan cerita tersebut, maka banyak peziarah yang secara khsus datang untuk melakukan ritual. Demikian pula dengan pihak Keraton Yogyakarta yang melakukan ritual khusus pada malam 1 Muharam di Parangkusumo. ***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: melintas.id
Artikel Terkait
Insentif Politik Abolisi-Amnesti Prabowo: PDIP dan Gerbong Anies Merapat
Amien Rais ke Jokowi Soal Isu Ijazah Palsu: Siapkan Badan Anda Ya Mas
Di Kongres Demokrat, SBY Singgung Cawe-Cawe: Abuse of Power adalah Dosa Terbesar!
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN