Bagi banyak orang di Indonesia, ritual minum kopi sudah seperti napas. Pagi terasa hambar tanpa seduhan aromatik itu. Siang atau sore pun, secangkir kopi sering jadi penyelamat dari serangan kantuk.
Cara menikmatinya beragam. Ada yang suka ditambah gula aren biar ada rasa karamelnya, atau dicampur susu dan krimer hingga creamy. Tapi tahukah kamu? Di balik kebiasaan itu, minum kopi tanpa campuran apa pun kopi hitam murni ternyata punya manfaat kesehatan yang lebih baik.
Kopi hitam dinilai lebih menyehatkan, sederhana saja: ia bebas dari tambahan gula atau pemanis berlebihan. Selain bikin melek, kopi murni ini juga menarik perhatian dunia akademik. Baru-baru ini, sebuah penelitian dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mencoba menguak efek konsumsi kopi murni terhadap diabetes.
Penelitian itu dipimpin oleh Riandini Aisyah, dosen FK UMS, bersama dua rekannya, Safari Wahyu Jatmiko dan Nur Mahmudah. Mereka mempresentasikan temuan ini di ajang International Conference of Medical Breakthrough (ICMB) 2024.
"Kami ingin melihat sejauh mana kopi murni bisa berperan sebagai terapi nonobat bagi penderita diabetes," kata Andin, sapaan akrabnya, seperti dikutip dari laman UMS.
Mereka menggunakan kopi robusta asal Lampung yang digiling murni, tanpa tambahan apa-apa. Kopi ini lalu diberikan pada tikus wistar yang sebelumnya sudah diinduksi diabetes memakai zat aloksan.
Tikus-tikus itu dibagi jadi enam kelompok. Ada kelompok kontrol, dan kelompok lain yang diberi tiga dosis kopi berbeda setara dengan 3, 6, dan 9 gram kopi per hari untuk manusia.
"Selama 14 hari, kadar gula darah tikus diamati secara berkala. Di akhir perlakuan, kami periksa massa otot serta jaringan otot luriknya," papar Andin.
Intinya, riset ini bertujuan mengungkap peran senyawa aktif dalam kopi, seperti kafein, polifenol, dan asam klorogenat. Senyawa-senyawa ini diduga bekerja di tingkat sel, memengaruhi enzim dan protein yang mengatur metabolisme glukosa.
"Kopi mengaktifkan enzim AMPK, semacam saklar energi dalam tubuh," jelasnya.
Aktivasi enzim ini mendorong sel otot untuk menyerap lebih banyak glukosa dari darah lewat transporter GLUT4. Alhasil, kadar gula darah bisa lebih terkendali.
Dan hasilnya? Konsumsi kopi terbukti menurunkan kadar gula darah secara signifikan, terutama pada dosis tertinggi sekitar 9 gram per hari untuk manusia. Sayangnya, dalam waktu dua minggu ini, penelitian belum menunjukkan adanya peningkatan massa otot rangka.
Padahal, diabetes sering bikin massa otot menyusut. Makanya, pasien diabetes tak cuma butuh obat, tapi juga harus hidup sehat: olahraga teratur dan pola makan khusus.
Menurut Andin, kopi membantu gula darah masuk ke sel otot, sehingga tidak numpuk di pembuluh darah. Tapi karena penelitian cuma dua minggu, efeknya pada pertumbuhan otot belum kelihatan.
"Pembentukan massa otot butuh waktu lebih lama. Mungkin perlu uji coba 30 hari atau lebih untuk lihat hasil yang berbeda. Soalnya, diabetes kan penyakit kronis," ujar dosen Biologi Molekuler itu.
Artikel Terkait
Drama, Duka, dan Skandal: Potret Kelam Dunia Hiburan Indonesia di 2025
31 Rute Transjakarta Berubah, MRT/LRT Diperpanjang untuk Malam Tahun Baru
Tiket Kelas Bisnis Hanya untuk Mencuri, Sindikat Pencuri Pesawat Terbongkar di Singapura
Menag Serukan Refleksi dan Solidaritas di Penghujung Tahun 2025