DAMASKUS Kisah Ahmed Al Ahmed bukan sekadar cerita tentang keberanian. Ini adalah kisah tentang seorang pria biasa yang, dalam satu momen genting, memilih untuk lari ke arah bahaya. Aksi pria Muslim 43 tahun itu di Pantai Bondi, Sydney, pada Minggu (14/12/2025), diyakini telah mencegah tragedi yang jauh lebih besar terhadap komunitas Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah. Dua peluru bersarang di tangannya. Tapi dia berhasil merebut senjata si penembak.
Namun, jauh sebelum namanya menghiasi berita global, Ahmed hanyalah seorang imigran dari Suriah yang hidup sederhana. Lahir di Desa Al-Nayrab, Idlib, pada 1981, dia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Aleppo. Konflik di tanah airnya memaksanya hijrah mencari kedamaian. Tahun 2007, Australia menjadi tujuannya.
Hidup di Sydney tidak mudah. Dia awalnya bekerja serabutan di proyek konstruksi. Lalu, dengan tabungan dan kerja keras, Ahmed akhirnya bisa membuka toko buah dan sayuran kecil. Dari balik etalase toko itulah dia membesarkan kedua anaknya, membangun kehidupan baru yang tenang, jauh dari kenangan perang.
Tak seorang pun dari pelanggannya yang menduga, pedagang yang selalu ramah itu akan menjadi sosok penentu di tengah kepanikan di Pantai Bondi. Saat suara tembakan memecah suasana, nalurinya langsung bekerja. Tanpa pikir panjang, dia maju.
Pamannya, Mohammad Ahmad Al Ahmad, yang diwawancara dari Idlib pada Selasa (16/12/2025), menegaskan bahwa tindakan Ahmed murni dilandasi kemanusiaan.
“Dia berlari untuk merebut senjata pelaku dan mencegah hilangnya lebih banyak nyawa. Itu adalah perasaan yang tak terlukiskan,” ujar Mohammad.
Artikel Terkait
Thailand Berkuasa, Indonesia Bertahan di Posisi Kedua di SEA Games 2025
ICC Tolak Banding Israel, Jalan Hukum Netanyahu Semakin Sempit
Pejabat Perkeretaapian Ditahan KPK, Dugaan Suap Rp12 Miliar dari Proyek Jalur Kereta
KPK Panggil Lagi Gus Yaqut, Usut Aliran Dana Kuota Haji