Nah, langkah ini sangat masuk akal bagi Dubai. Soalnya, hampir seperempat kunjungan tahunan ke sana berasal dari wisatawan yang kembali lagi. Jadi, mempermudah kedatangan mereka adalah langkah strategis.
Menginap Jadi Lebih Cepat dan Aman
Teknologi ini bisa diintegrasikan dengan mudah ke aplikasi atau situs web hotel yang sudah ada. Jadi, adaptasinya diharapkan berjalan lancar. Potensinya pun tak berhenti di hotel. Layanan seperti penyewaan mobil juga bisa memanfaatkannya, menciptakan ekosistem perjalanan yang terhubung dan personal di seluruh kota.
Ini semua bukan hal baru sebetulnya. Dubai sudah lama getol dengan transformasi digital. Sebelumnya, mereka memperkenalkan ‘smart tunnels’ di Bandara Internasional Dubai, yang memungkinkan pemeriksaan paspor hanya dalam hitungan detik. Sistem check-in tanpa kontak ini seperti kelanjutan natural dari visi itu menghadirkan pengalaman kedatangan yang seamless dan efisien.
Faktanya, sektor perhotelan adalah pilar utama pariwisata Dubai. Saat ini ada 820 hotel dan apartemen hotel yang tersebar di penjuru kota. Dan angka kunjungannya terus merangkak naik.
Sepanjang sepuluh bulan pertama di 2025 saja, Dubai mencatat 15,70 juta wisatawan mancanegara yang menginap. Angka itu tumbuh 5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Total malam kamar yang dipesan pun mencapai 36,71 juta di seluruh Emirat. Data itu menunjukkan betapa inovasi semacam ini bukan sekadar gimmick, tapi jawaban atas kebutuhan riil yang terus berkembang.
Artikel Terkait
Garuda Pertiwi Naik Peringkat, Tapi Jalan di Asia Masih Terjal
OJK: Ekonomi Global Mulai Stabil, Tapi Risiko Fiskal Masih Mengintai
Wings Air Buka Rute Langsung Malang-Lombok, Liburan Akhir Tahun Makin Lancar
Setengah Abad Mengukir Rumah, BTN Tembus Rp504 Triliun KPR