Di sisi lain, Budi Santoso menekankan satu hal. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pembina UMKM, dan perwakilan dagang RI di luar negeri adalah kunci utama. Sinergi inilah yang diharapkan bisa terus mendongkrak kapasitas ekspor.
tambahnya.
Secara spesifik, untuk bulan November 2025 saja, transaksi yang berhasil dikumpulkan mencapai USD 4,23 juta. Dari jumlah itu, PO yang sudah ditandatangani bernilai USD 462.435, sedangkan sisanya adalah potensi transaksi senilai USD 3,77 juta.
Nah, dua negara yang paling aktif menunjukkan ketertarikan adalah Korea Selatan dan Singapura. Mereka bahkan sudah melirik produk untuk ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, terutama di sektor makanan olahan dan fesyen.
Menurut pantauan Mendag, produk yang paling banyak dilirik pembeli pada November lalu cukup beragam. Mulai dari olahan laut dan perikanan, rempah-rempah, kerajinan tangan, kopi, furnitur, sampai aneka makanan dan minuman olahan lainnya.
Semua data itu, jika dirangkum, memang menggambarkan sebuah momentum yang baik. Tinggal bagaimana konsistensi dan dukungan dijaga agar angka-angka optimistis ini benar-benar menjadi realitas yang berkelanjutan.
Artikel Terkait
Waspada, Grup WhatsApp hingga Dokumen Pribadi Bisa Jadi Pintu Kebocoran Data
Servis Perdana Motor Baru: Jangan Sampai Garansi Hangus Gegara Lupa!
Pertumbuhan Uang Primer RI Melambat di November 2025
Pemerintah Tegaskan Bantuan Asing untuk Sumatra Belum Dibuka