Quentin pun menyampaikan pesan terakhirnya untuk sang ayah. Kalimatnya singkat, namun sarat makna dan penyesalan.
Kemudian, tiba saat yang paling mengharukan. Jenazah Epy mulai diturunkan ke liang lahat. Quentin, dengan suara yang jelas meski terbata, mengumandangkan azan dan iqamah. Setelah ia naik, tanah pun perlahan mulai menutupi liang itu.
Lantunan Surat Yasin mengiringi prosesi. Tangis Karina akhirnya pecah. Ia menyaksikan sendiri liang lahat suaminya tertutup butir demi butir tanah, sebuah perpisahan fisik yang terasa begitu nyata dan pedih.
Usai prosesi utama, para pelayat diperkenankan menabur bunga. Kepiluan Karina kembali meluap. Di antara isak tangisnya, terdengar ungkapan cinta yang terdalam.
Melihat kondisinya yang semakin tidak stabil, keluarga akhirnya mengambil keputusan. Karina digendong dan dibawa menjauh dari liang lahat, menuju tempat yang lebih tenang agar ia bisa sedikit lebih tenang.
Sepanjang prosesi, hadir pula rekan-rekan Epy dari serial Preman Pensiun. Mereka berdiri tegar, melepas kepergian seorang sahabat dan kolega menuju peristirahatan terakhirnya. Suasana hening, hanya sesekali terdengar desahan dan doa-doa yang dipanjatkan untuk almarhum.
Artikel Terkait
Gelombang Ketiga Pemagangan Nasional Dibuka, 37 Ribu Lowongan Menanti
Kemnaker Buka 37 Ribu Lowongan Magang untuk Fresh Graduate, Daftar Cuma 4 Hari!
Permohonan Maaf di Depan PN: Keluarga Terdakwa Uya Kuya Berurai Air Mata
Menteri Keuangan Coba Moge Patroli, Malah Ungkap Lebih Nyaman Pakai Motor Bebek