Di tengah sorotan dunia, Perdana Menteri China Li Qiang justru mengajak negara-negara berkembang untuk berkolaborasi dalam urusan logam tanah jarang. Gagasan ini ia sampaikan dalam forum puncak G20 di Afrika Selatan yang baru saja berakhir.
Isu mineral penting memang jadi salah satu bahasan utama dalam KTT kali ini. Tak tanggung-tanggung, beberapa sesi khusus pun didedikasikan hanya untuk membahas persoalan yang satu ini.
Sebelumnya, sejumlah anggota G20 sempat menyuarakan kekecewaan mereka. Mereka keberatan dengan kontrol ekspor logam tanah jarang yang diterapkan China negara yang menguasai produksi dan ekspor komoditas strategis tersebut.
Namun begitu, Li dengan tegas membela kebijakan Beijing.
Ia menekankan bahwa perdagangan mineral untuk kepentingan militer harus diawasi secara ketat. Titik.
Artikel Terkait
Freeport Pacu Produksi Emas, Targetkan 43 Ton pada 2029
Di Balik Polemik Ijazah Capres: Arsip Asli Masih di Tangan Jokowi
Amran Sulaiman Bongkar Penyebab Serapan Anggaran Kementan Tersendat di Angka 72 Persen
Pembersihan Besar-Besaran di Tubuh Militer Israel, Dua Tahun Pasca Kekelahan Intelijen